NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO), Bastian P. Simanjuntak menilai wacana Kusumo Martanto Chief Executive Officer Blibli.com untuk mengganti nama Stadion Gelora Bung Karno menjadi Blibli Arena merupakan wacana yang terlalu lancang dan kurang ajar!
“Kusumo Martanto seorang pengusaha ecommerce Indonesia keturunan Tionghoa sudah kebablasan dalam berangan-angan, jangan hanya karena dia ditunjuk pemerintah untuk menjadi sponsor kegiatan olahraga di Stadion GBK dia jadi sombong mau rubah-rubah nama GBK. Itu namanya sudah mengaggap rendah Negara!,” tegas Bastian kepada redaksi NUSANTARANEWS.CO, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Baca Juga:
- Sandal Jepit dan Kaos Oblong Jokowi, Serta Mega Proyek Rp 3,2 T GBK
- KPK Dalami Laporan Permindo Soal Korupsi GBK
- Insiden Piala Presiden, Fuad Bawazier: Penjelasan Maruarar Sirait Menampar Dirinya Sendiri
- Insiden Piala Presiden, Mantan Menpora: Patut Disayangkan
- Pantau Persiapan Ajang Asian Games 2018, Ibas Optimis Indonesia Raih Kesuksesan
“Kami menolak jika ada aset-aset kebanggaan bangsa yang namanya diganti hanya karena desakan pengusaha apalagi alasannya hanya karena persoalan sponsorhip. Pergantian nama GBK dengan Blibi Arena juga mencederai nilai sejarah Istora Senayan tersebut. Sangatlah bodoh jika pemerintah mengamini permintaan Kusumo,” imbuh Bastian.
Logika saja, kata dia, mana mungkin nama Tembok Cina, menara Eiffel Paris, patung liberty Amerika, atau Stadion Wembley Inggris namanya diganti oleh blibli.com hanya karena blibli.com ditunjuk sebagai sponsor dan pengelola bangunan-bangunan tersebut.
“Menjadi lain persoalannya jika blibli.com bekerjasama dengan pemerintah membangun Stadion baru dan seluruh biaya pembangunan tersebut di danai sendiri oleh blibli.com,” ujarnya.
Bastian meminta Pemerintah harus tegas menolak permintaan blibli.com dan Presiden Jokowi harus menjaga kewibawaan negara dengan berhenti bergantung pada Swasta dalam mengelola aset-aset negara.
“Masa dengan dana APBN ribuan triliun untuk mengelola aset negara saja kita tidak bisa mandiri? Akibatnya ya bisa seperti ini, pengusaha merendahkan negara. Harus diingat bahwa negara ini milik rakyat Indonesia bukan milik swasta yang bisa seenaknya mengatur pemerintah,” kata Bastian.
“Jika wacana ini diteruskan Saya yakin ini akan menjadi polemik baru dan menciptakan gelombang penolakan besar-besaran dari rakyat yang pada akhirnya rakyat akan semakin tidak percaya dengan pemerintahan Jokowi. Cukup sudah Jokowi menunjukkan pemerintahannya yang akhir-akhir ini terlalu berpihak kepada Investor dan kurang berpihak kepada Rakyat dan Negara. Jokowi harus sadar bahwa pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat bukan pengusaha. Pergantian nama GBK akan menguji apakah Jokowi bisa diatur swasta dan melawan rakyat atau Jokowi berpihak pada rakyat dan menertibkan swasta,” imbuhnya menguraikan.
Ditambahkannya lagi, bila pergantian nama GBK sukses dilakukan swasta, bukan mustahil nama Indonesia juga bisa seenaknya diganti oleh para investor. Sudah terbukti dengan lahirnya kota baru yang diberi nama Meikarta, barangkali nama negara ini juga bisa diganti. Sebanyak apapun investasi yang diberikan kepada Indonesia bukan berarti investor boleh mengangkangi kedaulatan NKRI.
“GEPRINDO menghimbau kepada seluruh komponen bangsa yang cinta tanah air agar menolak dengan tegas rencana pergantian nama GBK menjadi Blibi Arena. Negara tak boleh kalah oleh swasta, negara ini lahir atas jasa para pahlawan bukan atas jasa swasta,” tandas Bastian.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.