EkonomiMancanegara

Reformasi Ekonomi, Arab Saudi Rencanakan Festival Jazz

NUSANTARANEWS.CO – Arab saudi memang tengah gencar melakukan perubahan haluan ekonomi mereka yang disebut dengan reformasi ekonomi. Hal utersebut dirancang untuk mengakhiri ketergantungan ekonomi negara kerajaan tersebut pada ekspor minyak.

Atas dasar reformasi itulah belakangan zona industri Arab Saudi juga tengah gencar mempromosikan bidang pariwisata dan hiburan. Dilansir dari Reuters, kini Saudi tengah merencanakan sebuah festival jazz untuk diselenggarakan akhir tahun ini.

Hal tersebut memang merupakan perubahan besar yang pernah terjadi di Arab Saudi mengingat hiburan umum, tarian, pertunjukan musik sangat jarang terjadi di negara tersebut. Ya, semua orang tahu bahwa Arab Saudi adalah penganut Islam Wahabi yang sangat ketat. Namun, ini bukanlah pertama kalinya untuk sebuah acara musik besar-besaran diadalan di negara itu. Sebelumnya pada bulan Januari tepatnya di Jeddah juga telah terselenggara sebuah konser besar untuk publik pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade belakangan yang menampilkan musik Arab.

Baca Juga:  CTI Group Ajak Mitra Bisnis Kaji Peluang Hilirisasi Digital

Reformasi ekonomi yang saat ini tengah dilakukan Arab Saudi tidak lain adalah sebuah program yang diluncurkan oleh Putera Mahkota Muhammed bin Salman yang berpandangan untuk mengubah lingkungan bisnis. Pangeran berusia 32 tahun tersebut mulai melirik pariswisata dan hiburan menjadi kunci yang dapat dikembangkan dan sebuah potensi tersendiri yang dapat memberikan lapangan kerja.

Terkait dengan vestival jazz yang tengah direncanakan tersebut, kepala eksekutif pengembang Emaar the Ekonomic City (EEC), Fahd Al Rasheed, mengatakan bahwa festival bertujuan agar para musisi jazz asing dapat tampil dalam acara tersebut.

Rasheed juga menambahkan bahwa pihaknya memperkirakan bahwa antusiasme warga saudi mungkin akan sangat membludak. “Ada permintaan besar dan belum tersentuh untuk acara pertunjukan budaya seperti ini,” ungkapnya.

Rencana festival jazz tersebut menggaris bawahi pergeseran penekanan di KAEC sejak Pangeran Muhammed memuai reformasi tahun lalu. Sebuah zona ekonomi yang didukung penuh oleh pemerintah dimana sekitar 7.000 orang tinggal dan pada tahun 2005 diluncurkan sebagai kawasan pabrik dan pelabuhan. Dalam 10 tahun terakhir perkembangan dari kawasan tersebut diketahui sangat signifikan. Kawanan tersebut dinamai KAEC (King Abdullah Ekonomic City).

Baca Juga:  Kemiskinan Masalah Utama di Jawa Timur, Sarmuji: Cuma Khofifah-Emil Yang Bisa Atasi

Saat ini KAEC yang hanya memiliki dua hotel akan dikembangkan menjadi 10 hotel pada tahun 2020. Setidaknya itulah strategi reformasi ekonomi Arab Saudi yang mulai bergerak maju dan melepaskan ketergantungan mereka terhadap minyak yang selama ini menjadi kekuatan ekonomi utama mereka.

Ini merupakan hal yang baru, orang diri seluruh dunia memang selalu hilir mudik mengunjungi Arab Saudi setiap tahunnya untuk beribadah haji. Namun untuk berwisata dan mengunjungi acara seni sangatlah jarang selama ini. Hal ini mungkin akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berwisata di negara tersebut. Apakah anda tertarik untuk berpartisipasi dalam festival jazz Arab Saudi akhir tahun ini? (Riskiana)

Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 14