Politik

Ramai-ramai ‘Khianati’ Prabowo, Pigai: Saya di Sisimu Pak Prabowo Subianto!

kasus ham, komnas ham, jual kasus ham, pelanggaran ham, dugaan pelanggaran ham, kerusuhan 27 juli, kudatuli, natalius pigai, komna ham, pdip jual kasus ham, nusantaranews
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. (Foto: dok. Pribadi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai bersikukuh mendukung usaha Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI ke-8 pada Pemilihan Presiden 2019. Pegiat HAM ini menuturkan Prabowo sebagai sosok negarawan yang tulus.

Namun, dirinya merasa heran banyak tokoh nasional yang hanya karena ambisi kekuasaan dan menumpuk harta benda mereka mati-matian membungkam Prabowo di balantika politik Indonesia.

Pada Pilpres 2014 silam, Pigai diketahui mendukung Joko Widodo untuk menjadi Presiden RI, dan dukungan tersebut ternyata berhasil mengantarkan eks walikota Solo duduk di Istana Negara.

Tapi, kali ini dukungan Pigai berubah 100 persen. Dia kerap mengkritik pemerintahan Jokowi-JK selama 4 tahun terakhir. “Ukuran moralitas itu sederhana,” ucap Pigai seperti dikutip dari pernyataannya, Jakarta, Kamis (14/2/2019).

“Prabowo ambil seorang bernama Joko Widodo dari Solo ke Jakarta, memaksa Ibu Megawati, selain dukungan Partai Gerindra secara gratis juga membantu 67 miliar dari kantong pribadi keluarganya,” kisah Pigai.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Lantik 114 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab Nunukan

“Prabowo juga ambil seorang kutu loncat namanya Ahok (double minority/minoritas China dan Kristen) dijadikan Gubernur DKI Jakarta,” sebut dia.

“Ridwan Kamil hanya seorang dosen di Bandung diangkat Prabowo melalui Partai Gerindra menjadi Wali Kota Bandung,” kata pegiat HAM asal Papua ini.

Natalius Pigai melanjutkan pernyataannya. “Kini hanya karena ambisi jabatan, kekuasaan dan uang mereka bersatu menghantam seorang yang tulus melambungkan nama mereka di balantika politik negeri ini,” lanjut Pigai.

“Itu sebabkan dulu saya orang yang membenci engkau (Prabowo -red) tetapi kini saya ada di sisimu Pak Prabowo Subianto,” tegas pria kelahiran Paniai, Papua ini.

Menurutnya, Prabowo adalah sosok yang memiliki ketulusan lantaran berhasil melambungkan sejumlah nama untuk menjadi pemimpin di negeri ini dan terpandang di mata masyarakat. Namun, ketulusan tersebut justru dibalas dengan ‘pengkhianatan‘ terhadap diri Prabowo hanya karena motivasi ingin melanggengkan kekuasaan dan menumpuk harta benda dengan menjadi orang yang berkuasa dan jabatan mentereng.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

Tak hanya soal itu, Pigai juga mengomentari keputusan politik Muchdi Purwoprandjono yang membuat manuver politik dengan mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Muchdi PR mendatangi agenda deklarasi 1.000 purnawirawan mendukung Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran Jakarta, Minggu (10/2). Acara tersebut diinisiasi oleh Cakra 19, salah satu tim pemenangan yang diketuai Andi Widjajanto dan Luhut Binsar Panjaitan sebagai pembinanya.

Muchdi merupakan sahabat dekat Prabowo Subianto. Ketika masih aktif di militer. Pada 1998, dia menjabat sebagai Danjen Kopassus, sementara Prabowo saat itu menjabat sebagai Pangkostrad.

“Muchdi PR, Assad Ali dan Hendropriyono signal Jokowi ingin benamkan asa dan imunitas terus berlanjut. Meringankan bagi Pemeritnahan Prabowo 2019-2024 berkomunikasi secara bermartabat dengan pencari keadilan, civil society dan keluarga Munir. Prabowo harapan baru Indonesia,” ujar Natalius Pigai.

(eda/bya)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,071