Mancanegara

Putin Masih Tunggu Hasil Resmi Pilpres Amerika Serikat

Putin masih tunggu hasil resmi pilpres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan selamat kepada presiden terpilih Joe Biden.
Putin masih tunggu hasil resmi pilpres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan selamat kepada presiden terpilih Joe Biden/Foto: ABC

NUSANTARANEWS.CO, Kremlin – Putin masih tunggu hasil resmi pilpres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan selamat kepada presiden terpilih Joe Biden. Demikian pengumuman Kremlin pada hari Senin (9/11) bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan memberi selamat kepada Presiden AS sampai gugatan hukum terhadap pemilu AS diselesaikan dan hasilnya resmi.

Banyak pemimpin dunia telah memberi selamat kepada Joe Biden sebagai presiden AS terpilih, namun Rusia, Cina, dan banyak negara lainnya masih menunggu.

Tim Presiden Donald Trump telah menjanjikan akan melakukan tindakan hukum dalam beberapa hari mendatang dan menolak mengakui kekalahan dengan tuduhan terjadi penyimpangan pemilih skala besar.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwah, “Kami menunggu hasil resmi diumumkan. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa Presiden Putin berulang kali mengatakan dia akan menghormati pilihan rakyat Amerika,” katanya kepada wartawan pada hari Senin (9/11).

Baca Juga:  Pasukan Prancis Berlatih untuk Berperang dengan Rusia di Rumania

Peskov juga menambahkan bahwa Kremlin siap bekerja dengan siapa pun yang dinyatakan sebagai Presiden terpilih AS.

Meski begitu, Rusia menyadari bahwa pemerintahan Demokrat AS cenderung lebih keras dalam mengkritik Rusia terkait masalah hak asasi manusia dan demokrasi.

Selain itu, Biden bagaimanapun telah tercemar di mata Rusia ketika menjadi aktor penting dalam pemerintahan Obama yang berada di balik revolusi warna di Ukraina pada 2014. Rusia berpendapat bahwa pemberontakan itu digerakkan oleh AS.

Konstantin Kosachev, ketua komite urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen berpandangan bahwa, pemerintahan Biden kemungkinan akan lebih setuju dengan kerja sama internasional, terutama dalam pengendalian senjata seperti memperbarui perjanjian New START antara Rusia dan AS yang akan berakhir tahun depan, lansir Tass. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,070