Budaya / SeniPuisi

Puisi Yang Cacat, Supermoon, dan Eccedentesiast

supermoon, eccedentesiast, puisi dini ayu arumningtyas, dini ayu arumningtyas, nusantaranews, nusantara news, puisi cinta, puisi gerhana, puisi indonesia, puisi penyair indonesia, puisi nusantara
Supermoon atau gerhana bulan total. (Foto: REUTERS/Stringer)

Puisi Dini Ayu A

Puisi Yang Cacat

Malam ini aku akan begadang
Bukan untukmu juga bukan untuk
Menunggu kabar darimu
Melainkan hanya ingin kembali
Mencari sebagian jiwaku
Yang pergi ditelan gelap
Membawa angin kenangan dan kemudian tertinggal
Dalam kesunyian.

Purwokerto, 15 Desember 2018

Supermoon

Kita memang harus berembug lagi, bulan
Mendamaikan janji–janji
Yang tak pernah khatam
Juga harapan yang tak pernah pungkas
Apalagi perasaan yang
Tak pernah berkesudahan
Kau ingkari setiap janji yang telah kau buat
Kuingatkan dirimu akan puisi yang tak pernah puput
Juga acapkali lambemu sering berucap
Kata-kata romantisme
Seperti para penyair dahulu.

Kala heningnya sepertiga malam
Membentangkan alas sajadah panjang
Dengan balutan kain putih bernama hijab
Yang menutupi seluruh auratnya
Kusebut namamu dalam setiap
Lantunan ayat-ayat suci doa
Gelar adipatimu viral nan
Mem-booming di alam semesta
Hingga para bidadara pun cemburu
Gelar mahkotamu telah terpaut
Dalam iringan nafas yang tak akan henti

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Purwokerto, 25 Juni 2018

Eccedentesiast

Di balik topeng itu,
Masker berbalut serat sutra berlapis polyester
Sehalus kain wolfis berwarna coklat
Mirip seperti warna kulitnya.

Mengatupkan separuh corak wajahnya,
Menyibakkan sebagian pupil serta,
Irisan di matanya yang hitam. Pekat. Gelap.
Bak sang elang yang
Ingin menikam ribuan iwak berdesir dibuihan ombak laut

Namun, acapkali kornea itu silih berganti motifnya
Bagai musim kemarau berubah menjadi musim hujan
Menyisakan sebagian kisahnya yang masih penuh misteri
Di balik tudung berwarna merah.

Dan tersimpan jutaan rasa. Rahasia.
Tentang lakon apa yang ia perani saat itu
Menjadi seorang srikandi kah?
Atau drupadi ?

Sebagian dari mereka pun bertanya-tanya dalam benaknya
Dan mulai menghakimi si pemilik niqab itu
Dengan berbagai macam tatapan dan hipotesa
Sebenarnya, apa yang bersemayam di balik kain penutup itu?
Dan apa yang tersembunyi di balik tersigapnya cahaya pupil wajahnya?
Hanya si pemilik eccedentesiast lah yang mengetahui jawaban itu.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Purwokerto, Juni 2017

Dini Ayu Arumningtyas, lahir di ibukota Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998. Beralamat di Perumahan Dasana Indah Blok UE 15 No. 8 Rt 06/027, Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, Banten. Saat ini, ia masih tercatat sebagai mahasiswi di IAIN Purwokerto dengan menempuh pendidikan S1 nya Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah. Selain itu, dia pernah menjadi santri di Pondok Pesantren El-Fira dan Manbaulhusna. Saat ini, dia masih bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto, dan aktif mengikuti kegiatan internal dan eksternal kampus meliputi English and Arabic Student Association (EASA), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), serta mengikuti komunitas lainnya yang bergerak dibidang sosial lingkungan masyarakat seperti Urup Project dan Earth Hour Purwokerto. Domisili saat ini di Jalan Sokajaya No.42 Rt 03/12 Kelurahan Sokanegara, Purwokerto Timur. Email: [email protected].

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,194