NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presidium Gerakan Anak Negeri (GAN) Pedri Kasman menilai meninggalnya dua orang anak dalam acara pembagian sembako pada tanggal 28 April 2018 di Monas menyisakan keprihatinan mendalam. Pertama, kata dia, karena kasus ini terkesan ditutup-tutupi.
“Entah karena panitianya terkait dengan kekuatan politik tertentu atau ada faktor lain. Kita jadi menduga-duga. Pernyataan-pernyataan pihak kepolisian mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres,” kata Pedri kepada redaksi NUSANTARANEWS.CO, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Baca Juga:
- Sembako Berjung Maut, MUI Sarankan Polisi Panggil Dulu Saksi, Baru Konferensi Press
- Dua Orang Tewas, FUI Dinilai Lari Dari Tanggung Jawab
- Jokowi, Bantuan Langsung Lempar dan Budaya Kemiskinan
- Angka Kemiskinan Masih 10,12 Persen, Kemensos Target Turun Menjadi 9 Persen pada Tahun 2019
- BPS Dinilai Salah Fatal dalam Mengukur Kemiskinan
Kedua, lanjut Pedri, karena kasus ini mengusik kemanusiaan kita. “Betapa terhinanya rakyat kecil diumpan dengan kupon sembako yang nilainya tidak seberapa. Mereka terpaksa antri di bawah terik matahari dan kerumunan massa yang membludak,” ujarnya, pedih.
“Siapapun semestinya tersentak dengan kondisi ini. Ketika ada anak kecil yang meninggal yang muncul malah pembelaan-pembelaan. Baik dari panitia dan termasuk dari kepolisian. Ironi memang di tengah negeri yang masih sering meneriakkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” imbuhnya menahan sesak dada.
Hal serupa juga disampaikan oleh Mashuri Mashuda dan Agung Rachmad Hidayat. Menerut mereka, dengan kondisi ini patut kita menuntut dengan keras supaya aparat penegak hukum bergerak cepat.
“Jangan menunggu desakan-desakan masyarakat terlebih dulu. Tidak begitu alur kerjanya penegak hukum. Kasusnya harus diungkap dengan terang, siapapun yang salah harus menerima resiko hukum. Tidak boleh ada yang ditutupi. Jangan biarkan masyarakat berspekulasi terlalu jauh,” tegas Mashuri.
“Semua pihak harus mendukung pengungkapan kasus ini. Karena jelas telah mengusik rasa keadilan dan kemanusiaan kita,” imbuhnya.
Simak: Forum Untukmu Indonesia, Kematian Dua Bocah di Monas, dan Keadilan Sosial
Pihak panitia, sambung Agung, harus bertanggungjawab penuh dan mengevaluasi diri. “Bukan malah ngeles dengan beragam alasan,” kata Agung.
Termasuk pemda DKI, kata dia, tidak boleh lepas tangan sebelum kasus ini selesai dengan terang, karena bagaimanapun izin kegiatan ada dari pemda dan kasus terjadi di fasilitas milik pemda. “Ke depan harus ada seleksi yang ketat untuk izin kegiatan di monas, baik dari sisi konten acara maupun kesiapan panitia,” harap Agung.
“Semoga kita masih peduli dengan penderitaan dan kepedihan yang terus dialamai rakyat kecil tak berdaya. Aamiin,” tambah Agung sembari berdoa.
Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana