Mancanegara

Presiden Myanmar Mundur di Tengah Isu Kesehatan dan Pembantaian Rohingya

NUSANTARANEWS.CO, Naypyidaw – Media Myanmar, Rabu (21/3/2018) melaporkan Presiden Htin Kyaw mengundurkan diri setelah dua tahun menjabat dengan dalih ingin beristirahat total. Kondisi kesehatan Kyaw dilaporkan sedang tidak baik.

Kantor Presiden dalam sebuah pengumumannya mengkonfirmasi Kyaw ingin beristirahat dari tugas dan tanggung jawabnya. Dia akan diganti dalam waktu tujuh hari kerja.

Di bawah undang-undang negara Myanmar, Wakil Presiden Myint Swe akan bertindak sebagai presiden bertindak sampai parlemen nasional memilih presiden baru.

Baca juga: Di Balik Konflik Etnis Rohingya di Rakhine

Alasan pengunduran diri Kyaw belum diungkapkan secara pasti. Selain isu menurunnya kesehatan Kyaw, muncul pula isu lain bahwa pengunduran diri tersebut ada kaitannya dengan ketengangan di negara bagian, Rakhine yang merupakan rumah bagi minoritas Muslim Rohingya.

Pada Agus 2017 lalu, pasukan pemerintah memulai aksi kekerasan terhadap kelompok minoritas di Rakhine State menyusul adanya seorang militan Rohingya yang menyerang pos keamanan di perbatasan.

Baca Juga:  Rezim neo-Nazi Kiev Serang Warga Sipil Rusia di Wilayah Perbatasan Boikot Perayaan Victory Day

Akibat operasi keamanan yang digelar secara besar-besaran di Rakhine, tak kurang dari 650.000 etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar menuju Bangladesh untuk menghindari penindasan yang dilakukan pasukan pemerintah.

Rohingya terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya di Rakhine State, dan dirampas tanahnya bahkan tanpa diberikan status kewargenagaran.

Baca juga: Bungkam atas Penindasan Rohingya, Aung San Suu Kyi Kembali Kehilangan Gelar

Kasus ini menjadi sorotan tajam global. Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bahkan terpaksa harus menjadi sasaran cibiran dunia internasional. Bahkan, sejumlah gelar kamanusiaan yang pernah disematkan kepadanya dengan terpaksa mulai dicabut. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 10