NUSANTARANREWS.CO – Presiden Maduro kembali membuka perbatasannya dengan Kolumbia setelah sempat mengalami ketegangan dengan negara tetangganya itu. Selama berlangsungnya krisis di Venezuela, Presiden Maduro telah menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang di balik terjadinya krisis politik tersebut – di mana AS berusaha mengatur kudeta untuk mendudukkan Guaido sebagai “presiden boneka” di Venezuela. Maduro menuding AS ingin menguasai cadangan minyak terbukti Venezuela yang sangat besar.
Saat ini AS dan sebagian besar Negara Barat telah mengakui Guaido sebagai Presiden, tetapi Rusia, Cina, Turki, Iran, Meksiko, Kuba, dan banyak negara lainnya tetap mengakui Presiden Nicolas Maduro yang terpilih secara demokratis sebagai satu-satunya kepala negara yang sah di Venezuela.
Seperti diketahui, Venezuela saat ini sedang mengalami krisis politik dan ekonomi yang mendalam. Kekacauan di Venezuela semakin memburuk ketika AS menjatuhkan sanksi keras terhadap negara itu setelah pemimpin oposisi dukungan Washington Juan Guaido secara ilegal menyatakan dirinya sebagai presiden Venezuela pada akhir Januari.
Selama terjadinya krisis di Venezuela, jembatan yang menghubungkan Venezuela dan Kolombia telah ditutup oleh Caracas pada 23 Februari, setelah kelompok oposisi Venezuela berupaya mengirimkan truk bantuan kemanusiaan ilegal ke negara itu – yang sempat menimbulkan bentrokan antara petugas keamanan Venezuela dan pengunjuk rasa yang memaksakan pengiriman tersebut.
Pada bulan Maret, Jorge Rodriguez, menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela, mengatakan bahwa Venezuela tidak akan membuka penyeberangan di perbatasan negara itu dengan Kolombia selama ada risiko agresi terhadap Venezuela dari tetangganya.
Rodriguez menyerukan pada waktu itu untuk menghormati perbatasan negara itu dan mendesak Ivan Duque, presiden Kolombia, untuk menghentikan segala upaya agresif terhadap Venezuela, dan berhenti mendukung kelompok-kelompok kekerasan yang saat ini beroperasi di sepanajang perbatasan.
Seperti diketahui, selama terjadinya krisis di Venezuela, jembatan yang menghubungkan Venezuela dan Kolombia telah ditutup oleh Caracas pada 23 Februari, setelah kelompok oposisi Venezuela berupaya mengirimkan truk bantuan kemanusiaan ilegal ke negara itu – yang sempat menimbulkan bentrokan antara petugas keamanan Venezuela dan pengunjuk rasa yang memaksakan pengiriman tersebut.
Kelompok oposisi Venezuela, pada 23 Februari yang dipimpin oleh Guaido, berupaya keras memastikan pengiriman “bantuan kemanusiaan” ke negara itu dapat masuk melalui tetangganya Kolombia.
Presiden Maduro kontan menuding kelompok oposisi memanfaatkan “konvoi truk kemanusiaan” sebagai dalih bagi AS untuk melakukan invasi ke Venezuela. Oleh karena itu, Maduro memerintahkan penutupan perbatasan Negara. Kolombia pun kemudian mengumumkan penutupan sebagian perbatasannya dengan Venezuela.
Namun beberapa hari lalu, tepatnya pada 8 Juni, Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah menginstruksikan kepada pihak berwenang untuk membuka kembali perbatasan negara itu dengan Kolombia.
“Saya telah memerintahkan untuk membuka penyeberangan perbatasan dengan negara bagian Tachira mulai Sabtu, 8 Juni. Kami adalah negara yang damai yang sangat melindungi kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri,” tulis Maduro di Twitter Jumat malam. (Banyu)