NUSANTARANEWS.CO – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) bakal mengalokasikan dana Rp 70 triliun untuk membangun 65 bendungan secara nasional hingga 2022. Dana itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pinjaman dari asing.
“Ya, kurang lebih Rp 70,1 triliun untuk 65 bendungan itu,” kata Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso di Jakarta, Jumat (16/9).
Dia menjelaskan, dana dari APBN sebesar Rp 64,04 triliun dan pinjaman Tiongkok Rp 4,82 triliun untuk Bendungan Jatigede serta pinjaman dari Korea sebesar Rp 1,26 triliun untuk Bendungan Karian. Ia kemudian merinci 65 bendungan itu terdiri atas 16 bendungan lanjutan dari 2014 dan 49 bendungan baru pada periode 2014-2019.
Ia mengaku, untuk membangun bendungan tidak dapat (satu tahun) langsung selesai, namun butuh waktu tiga sampai empat tahun. Oleh karena itu, lanjutnya, dari 65 bendungan yang dibangun, ditargetkan 29 bendungan selesai tahun 2019 dan akan selesai seluruhnya pada 2022.
“Dengan 65 bendungan tersebut maka ketersediaan tampungan air di Indonesia akan meningkat menjadi 19,1 miliar meter kubik dari sebelumnya yang hanya 12,6 miliar meter kubik yang berasal dari 230 bendungan yang ada saat ini,” ungkapnya.
Ia berharap, penambahan volume air yang bisa ditampung akan memberi pengaruh terhadap luasan areal irigasi yang diairi. Saat ini dari 7,1 juta hektare sawah, baru 760.000 hektare sawah atau 10,5% yang irigasinya bersumber dari air bendungan, sementara sisanya masih berasal dari air nonbendungan seperti tadah hujan maupun bendung saja.
Jadi, tegasnya, dengan 65 bendungan tersebut, luasan sawah yang mendapat air dari bendungan bertambah 173.000 hektare atau secara total menjadi 933.000 hektare atau 13,5% yang bersumber dari air bendungan.
“Dengan sumber air dari bendungan, maka kebutuhan air pertanian diharapkan bisa terpenuhi sepanjang tahun sehingga program ketahanan air dan kedaulatan pangan segera terwujud,” katanya.
Rincian bendungan Berdasarkan data dari Ditjen Sumber Daya Air, pada 2015 telah selesai lima bendungan, kemudian 24 bendungan dalam proses pembangunan (on going), dan akan bertambah delapan bendungan baru tahun ini untuk bisa dimulai pembangunannya.
Selanjutnya pada 2017 akan ada tambahan sembilan bendungan, lalu 2018 ada 11 bendungan, dan pada 2019 ada delapan bendungan akan dibangun sehingga total 65 bendungan.
Lima bendungan yang telah selesai dibangun pada 2015 adalah Bendungan Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jawa Timur), Nipah (Jawa Timur), dan Titab (Bali). Kemudian yang ditargetkan selesai pada tahun ini Bendungan Paya Seunara (Aceh) dan Teritip (Kalimantan Timur).
Pada 2017, ditargetkan selesai Bendungan Raknamo dan Mila (NTT), Tanju (NTB), dan Marangkayu (Kaltim). Kemudian di 2018, akan selesai tujuh bendungan, yakni Gondang (Jateng), Tugu (Jatim), Logung (Jateng), Rotiklod (NTT), Sei Gong (Kepri), Bintang Bano (NTB), serta Kuningan (Jabar).
Pada 2019 ada 11 bendungan yang ditargetkan selesai dibangun, di antaranya Bendungan Passeloreng (Sulawesi Selatan), Tapin (Kalimantan Selatan), Ciawi (Jawa Barat), dan Sukamahi (Jawa Barat). Sisanya sebanyak 36 bendungan akan selesai hingga 2022. (Yudi)