Rubrika

Petani Bakal Dikawal Militer Atasi Kekeringan Musim Kemarau 2019

Ilustrasi sawah terdampak musim kemarau. (Foto: Ilustrasi/ITN)
Ilustrasi sawah terdampak musim kemarau. (Foto: Ilustrasi/ITN)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Waster Kasad Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menanggulangi dampak kekeringan yang melanda sejumlah daerah akibat musim kemarau 2019. Dukungan itu antara lain melibatkan langsung personel TNI yang ada di seluruh daerah.

“Kita dalam melaksanakan operasi militer, selain perang salah satunya adalah mengatasi kekeringan atau bencana alam. Maka itu, kita menjalin bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan pendampingan,” ujar Gathut dalam pernyataan tertulis Kementan, Selasa (9/7/2019).

Gathut menyampaikan, TNI sendiri selama empat tahun terkahir sudah melibatkan diri pada penanganan dampak kekeringan. Pengalaman itu, kata dia, menjadi bekal bahwa pemetaan wilayah dan pompanisasi menjadi penting dan harus dikerjakan bersama-sama.

“Soal mitigasi, tentu kita sudah memiliki pengalaman banyak karena beberapa kali kita turun ke lapangan bersama Kementan. Jadi, seperti kata Pak Dirjen tanaman pangan, bahwa menanggulangi kekeringan itu tidak bisa sendirian. Bagaimanapun harus ada sinergitas,” katanya.

Baca Juga:  Kantor PWI Pusat Dijaga Gerombolan Bertampang Debt Collector, Siapa Mereka?

Dukungan lain, lanjutnya, yang juga sedang dikerjakan TNI adalah mendirikan posko mitigasi kekeringan di daerah-daerah yang terkena dampak. Beberapa diantaranya ada di kawasan Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan provinsi lain diluar pulau Jawa.

“Selama ini kan kita sudah melakukan pendampingan Upsus (Upaya Khusus) yang diinisiasi para Babinsa. Di sana, mereka juga mengawal pembagian air supaya tidak rebutan dan menjebol titik air. Kemudian kita ikut mengawasi jalanya pompanisasi serta menjaga kemanan dan ketertiban lain,” katanya.

Dirjen Tanaman Pangan Gatot Irianto mengatakan bahwa dampak kekeringan tahun ini relatif bisa diatasi mengingat area yang dulu mengalami kekeringan sudah dijadikan sumber air dengan pemanfaatan teknologi yang dimiliki.

“Jadi kita ingin sampaikan bahwa pendekatan mitigasi dan adaptasi kekeringan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Kalau sekarang kita memanfaatkan wilayah yang dulunya kering menjadi sumber air,” katanya.

Penggunaan pompa, Kata Gatot, merupakan salah satu pemanfaatan teknologi yang mampu menumbuhkan luas lahan baru dan mengkompensasi lahan busuk menjadi produktif. Selain itu, panen yang dihasilkan juga lebih bermutu karena optik organisme pengganggu tanaman relatif lebih kecil.

Baca Juga:  Hadiri Anniversary ke-18 Pemuda Bhayangkara Desa Carat, Kang Bupati Sugiri Bersama Wabup Bunda Lisdyarita Terharu

“Berikutnya, seperti yang dikatakan pak Menteri; bahwa mobilisasi alat mesin pompa termasuk infrastruktur dan pipanisasi harus siap di daerah yang terdampak kekeringan. Kemudian kita juga menyiapkan benih unggul yang bisa beradaptasi di lahan bekas kering,” katanya. (Red/NN)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,164