NUSANTARANEWS.CO, Hanoi – Pertemuan virtual Menteri Luar Negeri ASEAN dibuka. Para menteri luar negeri dari 10 negara ASEAN menggelar pertemuan tahunan yang dimulai pada Rabu (9/9) pagi. Vietnam, yang memegang rotasi jabatan ketua ASEAN periode 2020, akan memimpin pertemuan hingga 12 September 2020. Sedikitnya ada 20 pertemuan termasuk pertemuan menlu ASEAN dan menlu Tiongkok, pertemuan menlu ASEAN Plus Three (APT), dan Forum Regional ke-27 ASEAN.
Sebagai Ketua ASEAN, dalam upacara pembukaan pertemuan itu pada Rabu (9/9), Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh mengatakan bahwa selalu ada sejumlah tantangan terhadap perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut yang mencakup Laut Cina Selatan.
Tanpa menyebut pihak-pihak yang terlibat, Pham Binh Minh menyebutkan bahwa beberapa negara melakukan diplomasi koersif, egoisme, dan kurangnya konsistensi.
Sementara Indonesia, terkait masalah Laut Cina Selatan menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, demikian dalam Press Briefing Menlu, Rabu (9/9).
Lebih lanjut Indonesia juga menyampaikan bahwa hanya dengan menghormati hukum internasional maka LCS akan menjadi laut yang damai dan stabil.
Dari pertemuan hari ini, salah satu inisiatif Indonesia yang diapresiasi oleh negara anggota ASEAN adalah keluarnya pernyataan Menlu ASEAN mengenai pentingnya perdamaian di kawasan yang dikeluarkan tepat di hari ulang tahun ASEAN ke-53 dan ini merupakan inisiatif dari Indonesia.
Pernyataan ini meneguhkan posisi ASEAN di tengah situasi rivalitas yang semakin meruncing belakangan ini. Pernyataan ini mencerminkan soliditas ASEAN dalam bersikap terhadap perseteruan kekuatan besar di kawasan.
Penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982 sangat penting jika kita ingin melihat LCS sebagai laut yang damai dan stabil;
Indonesia menegaskan bahwa perlunya memperkuat kerjasama dengan semua pihak dan tidak terjebak dalam rivalitas yang sedang terjadi. Indonesia justru ingin agar kerjasama ditingkatkan ditengah situasi sulit saat ini.
Selain itu, Indonesia juga meminta perhatian khusus ASEAN terhadap isu Rohingya. (Red)