Budaya / SeniPuisi

Perahu Daun – Puisi Faris Al Faisal

Perahu Daun. (FOTO: Istimewa)
Perahu Daun. (FOTO: Istimewa)

Perahu Daun

angin kumbang gunung ceremai turun
melereng jatuh ke lembah menumbangkan
pohon-pohon tebu menjatuhkan daun
ke permukaan sungai cimanuk yang meliuk
mengangkut semut-semut seperti bahtera
nuh berlayar menyelamatkan kehidupan

di tepi bantaran mataku menyaksikan
perahu daun dalam arus kegelisahan
mengolengkannya ke sana ke mari
tanpa nakhoda tiada kemudi
bagi orang yang tiada pegangan
terseret jauh ke muara ke tengah lautan

hanya bisa meratap tiada tetap
pelayaran dengan ombak menggila
sedang bekal tak disiapkan
dapatkah ombak ditafsir
atau angin dieja?

di ujung muara kabut seperti menyambut
perahu daun tanpa penumpang datang
semua berkata lirih dengan hati pedih
semesta terlanjur terbujur
daun pun hancur

Indramayu, 2018

Ritus Sungai

mengantarkanmu mencium riak sungai
papan geladak disusun serupa jalan
lelaki-lelaki pesisir mendesir
tangan kekar mencengkeram akar
tujuh bunga dikalungkan pada haluan
beras dan kunyit dipercikkan sampai buritan
asap kemenyan menebar segala harapan
ikan-ikan akan meloncat ke badan perahu
kepada siapa doa dipanjatkan
agar hidup terjaga dari kesengsaraan
nun dikejauhan bunyi gitar dan suling
mengiringi tembang pesisiran
melepas pelaut berlayar
memeluk mesra samudera

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Indramayu, 2018

Wilayut

perahu kayu makin lapuk
kematian perahu terlanjur terbujur
di muara ia menjadi fosil kecil

nelayan makan dari ikan-ikan
ia nyaris tak memiliki tubuh
tangannya serupa jala koyak

aroma asin berbau matahari hangus
bocah-bocah berlari mengejar ombak
memasaikan pasir pantai berkecai

laut adalah rahim bagi orang pesisir
bekerja memeras air laut hingga tuntas
membelah lautan sampai ke pedalaman

Indramayu, 2018

Faris Al Faisal lahir dan tinggal di Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Dewan Kesenian Indramayu. Karya fiksinya adalah novella Bunga Narsis Mazaya Publishing House (2017), Antologi Puisi Bunga Kata Karyapedia Publisher (2017), Kumpulan Cerpen Bunga Rampai Senja di Taman Tjimanoek Karyapedia Publisher (2017), dan Novelet Bingkai Perjalanan LovRinz Publishing (2018) sedangkan karya non fiksinya yaitu Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia Penerbit Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).

 

Puisi, cerma, cernak, cerpen dan resensinya tersiar berbagai media cetak dan online seperti Kompas, Tempo, Media Indonesia, Republika, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Padang Ekspres, Rakyat Sumbar, Radar Cirebon, Radar Surabaya, Radar Sulbar, Radar Banyuwangi, Media Jatim, Merapi, Minggu Pagi, Banjarmasin Post, Bali Post, Bangka Pos, Magelang Ekspres, Malang Post, Solopos, Suara NTB, Joglosemar, Tribun Jabar, Tribun Bali, Bhirawa, Koran Pantura, Riau Pos, Tanjungpinang Pos, Fajar Makasar, Serambi Indonesia, Majalah Simalaba, Majalah Hadila, Majalah Suara Muhammadiyah, Tabloid Nova, IDN Times, Sportourism.id, Puan.co, Nyontong.Com, takanta.id, Jurnal Asia, dan Utusan Borneo Malaysia. Email [email protected], Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris,  IG @ffarisalffaisal

__________________________________

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,243