Ekonomi

Pengembangan Sapi Belgian Blue Jalan Keluar Dari Ketergantungan Impor

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, Sugiono menegaskan, Pengembangan sapi Ras baru alias Sapi keturunan Belgian Blue merupakan langkah kegiatan strategis Pemerintah untuk keluar dari ketergantungan terhadap impor, sehingga dengan adanya sapi pejantan unggul, maka akan dapat memenuhi kebutuhan donor di Balai Inseminasi Buatan Nasional/Daerah.

“Kegiatan pengembangan sapi Belgian Blue saat ini lebih difokuskan di Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian, yaitu BBPTU-HPT Baturraden 250 ekor, BET Cipelang 179 ekor, BPTU-HPT Padang Mengatas 185 ekor, BPTU-HPT Sembawa 237 ekor, BBPP Batu-Malang 30 ekor, STTP Malang 17 ekor, BBPPKH Cinagara 14 ekor, STPP Bogor 7 ekor, STTP Magelang 25 ekor, Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit) Grati 23 ekor, Balitnak Ciawi-Bogor 44 ekor,” katanya saat melakukan peninjauan di BET Cipelang, Bogor, Sabtu (10/3/2018).

Sugiono menjelaskan, hal tersebutmengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, dimana rumpun baru yang masuk ke NKRI perlu mendapat rekomendasi dari Komisi Bibit Ternak. Oleh karena itu, pengembangan sapi Belgian Blue harus dilakukan dalam lokasi tertutup (close breeding) dan belum melibatkan masyarakat peternak.

Baca Juga:  APTIKNAS Luncurkan Indojual.com, Marketplace Khusus Produk IT

“Kegiatan ini sudah tepat, karena untuk tahap awal lokasi pengembangan adalah di UPT-UPT lingkup Kementerian Pertanian sehingga belum melibatkan masyarakat peternak,” ungkap Sugiono.

Sugiono mengatakan, selama periode 1 tahun ini Kementan telah melakukan berbagai pengkajian terkait pengembangan sapi Ras Baru ini. “Sebelum sapi jenis Belgian Blue ini dapat dilepas ke peternak, kami bersama Tim Pakar dari akademisi juga melakukan pengkajian,” ungkap Sugiono.

Baca: Kementan Target Seribu Ekor Kelahiran Sapi Belgian Blue Tahun 2019

Lebih lanjut Sugiono menjelaskan, kajian ini dilakukan agar diketahui potensi dan performa sapi Belgian Blue dengan tepat, sebelum dikembangkan di masyarakat. Menurutnya, ada beberapa kelemahan dalam pengembangan sapi Belgian Blue yakni sering terjadi kesulitan melahirkan dan memerlukan tindakan sectio caesarea (SC) pada anak TE, sehingga memerlukan manajemen pemeliharan dan pakan untuk mendukung metabolisme tubuhnya agar pertumbuhan otot dapat berkembang secara normal.

Selain itu juga Ia mengatakan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan derajat kesuksesan dalam pengembangan sapi Belgian Blue, yaitu: (1). Pengetahuan dan keahlian (skill); (2). Metoda pemeliharaan dan penanganan pedet yang baru lahir-6 bulan; (3). Temperatur atau suhu yang cenderung lebih panas bila diperbandingkan dengan ditempat aslinya.

Baca Juga:  Operasi Pasar Atasi Kelangkaan Gas Subsidi di Kabupaten Pidie Jaya

“Untuk itu, dalam pengembangan Sapi Belgian Blue ini Kementan telah membentuk Tim Sekretariat Kelompok Kerja (POKJA) dan Tim Pakar Pendamping, serta melibatkan Perguruan Tinggi (Institiut Pertanian Bogor dan Universitas Gadjah Mada) untuk mensukseskan pelaksanaannya,” pungkasnya.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts