Budaya / SeniPuisi

Pengantin Sapi Sonok dan Langgam Duka Tanah Taman Sare – Puisi Norrahman Alif

Langgam Duka Tanah Taman Sare

Dadaku seluas ladang dengan kangkung menjalar dalam ingatan
serta pun hati nyeri mencecap perih jiwa tanah yang kini subur
besi-besi tumbuh menjulang runcing menusuk-nusuk langit zaman
sedang, bambu dan kelapa di pekarangan rumah
telah kehilangan akar dan sejarah

Dan semesta dadamu rata tak lagi punuk dengan sawah tinggal menunggu ajal,
sebab padi-padi lebih-dulu menjelma kawat memanjang melilit saraf desa
haruskah tanah yang menegakkanku disana kelak ‘kan menjadi kota

Bila tangan-tangan pembangunan telah mengecor dadamu dengan
semen dan kerikil bersekongkol mendirikan rumah-rumah kaca
serta dinding berkeramik yang niscaya kilaukan fatamorgana

sewon,2016-2017

Pengantin Sapi Sonok

1/

Setelah hujan pulas tertidur dalam kandung kenangan
dengan langit sebiru mata nelayan di ranjang lautan
di langit mata matahari terik mendelik
memandang sawah-ladang hampa sehabis panen kehidupan
lalu elang berkoak dan berputar di langit siang ini
menembangkan babad kemarau meranggaskan dedaunan waktu
serta meretakkan tanah-tanah merah

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

2/

Ini sebuah awal ajang keromantisan pengantin sapi sonok mementaskan kemolekannya
inilah peradaban kaum tani yang tak pernah retas dari dahan hati
dan ketika kemenyan dalam serat kelapa telah dinyalakan di tengah halaman
mengepullah asap ke langit meriwayatkan saronen melengking
perihnya berayun-ayun mengiris hati kehati atau gong di tabuh gemanya
menggempakan dada dan asap wanginnya memanggil arwah-arwah nenek-moyangku berdatangan dari makam sejarah
menyaksikan keserasian pengantin sapi menari dengan aksesori
bunga-bunga melati semerbak narwastu mewangikan tanah merah

3/

Dan ketika sapi-sapi sonok berjalan pelan demi mencapai kemenangan
dengan diiringi musik mistik layaknya sepasang pengantin cilik
melangkah kaki serasi ke kanan ke kiri dengan kepala berlenggok bagai sejoli hati abadi
lalu ketika kaki-kakinya sampai pada puncak pelaminan di tonggak bambu
disinilah bukti ketulusan cinta kaki-kaki pengantin sapi betina diuji
di atas dataran balok-balok kayu yang berjajar rapi

4/

Sebab tanda kesetian sepasang kekasih, sejoli kaki sapi tak boleh tunggal dan tanggal
harus sama-sama berjajar sebagai bukti juara cinta peraih medali setia yang kekal.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Madura, 2017

Norrahman Alif. Lahir di Banuaju Barat Sumenep. Saat ini menetap di Yogyakarta sebagai pemandu literer sastra. Dan karya-karya puisinya bisa di nikmati di koran maupun antologi: Wasiat Darah , Sasoma, dan terpilih 100 puisi terbaik dalam Antologi lomba PCINU Maroko), terpilih 100 puisi terbaik dalam buku antologi puisi: Ketika Burung-burung Telah Pergi, Majalah Buletin Jejak, NusantaraNews, dan Minggu Pagi dll. No. telepon: 085257919919 | Email: [email protected]

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124