Budaya / SeniPuisi

Bayang-Bayang Daun Gugur Pulang Menuju Kenangan – Puisi Muhammad Daffa

PULANG MENUJU KENANGAN

“Kamu akan aku pulangkan kepada kenangan, sesudah ciuman jadi tanda
Jika cinta tidak diada-adakan. Rute menempuh cintamu masih tiga kilometer lagi
Dan aku mesti mendapat tumpangan, setidaknya bendi atau apa sajalah
Asalkan jangan becak motor yang menderu-deru bagai kilat di atas raya”

Pesan singkat itu selesai kutuliskan begitu seorang gadis lajang memberi kabar
Jika ia masih baik-baik saja bersama waktu. Tapi waktu begitu kejam
Dia bukan pacuan menuju hari-hari lain. Waktu tak berwujud, tapi bisa kau lihat
Pada jam dinding yang bisu. Arah Tenggara, laut membiarkan nganga ombak
Menjelma amuk yang melibas pelancong di dingin pantai. Menggusur sepasang kekasih
Korban perbuatan dosa yang disengaja.

Musim ini, kenangan banyak dilupakan orang-orang. Seenaknya, mereka buang bibit-bibit
Paling lucu dari ingatan, lalu meredamnya sampai habis segala rindu.

Pesan selanjutnya kutuliskan ketika gadis lajang itu selesai bicara di ujung pesawat telepon

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Berilah doa yang baik pada kenangan di kedalaman tubuhmu. Hatimu
Barangkali tahu apa sebabnya kenangan bisa begitu mudah menanam dirinya sendiri”

Chatting yang mempersingkat jarak, gadis lajang itu tertawa-tawa di ujung telepon
Sembari memperdengarkan sisa canda yang enggan terbagi menjelang percakapan ditutup.

2017

BAYANG-BAYANG DAUN GUGUR

Sekilas jendela terbuka, menengadah ke arah hilir mulai temaram
Daun-daun mendadak jatuh begitu tahu kau ada di sisi dalam rumah. Bayang-bayang luput
Menangkap satu rasa kehilangan yang lama tersimpan dalam ruang terkunci di celah kosong
Tubuh yang tampak setia membiarkan cemas ada dalam kesendirian asing. Hambar udara
Terasa juga menampar di pipi, bagai jahat dingin yang pandai merayu dengan sekali sentuh

2017

Simak:
Di Tubuhmu, Tubuh Lajang Menyendiri
Lagu Dedaunan dan Doa Awal Tahun

 

Muhammad Daffa
Muhammad Daffa

Muhammad Daffa, Lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Menulis puisi dan cerpen. Kegemarannya menulis sudah terlihat ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun baru menyebarluaskan tulisan ketika duduk di bangku sekolah menengah atas. Puisi-puisi nya dimuat pada Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Tribun Bali, Buletin Jejak Bekasi, Tatkala.co, Nusantaranews, Jurnal Sastra Lokomoteks, dan beberapa antologi bersama: 1550 MDPL (Puisi Kopi, Takengon, Aceh Tengah), Menemukan Kekanak Dalam Tubuh Petuah(Stepa Pustaka), Ije Jela 3, Nyanyian Puisi Untuk Ane Matahari. Tinggal di Banjarbaru.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 125