Berita UtamaEkonomi

Pemerintah Harus Lakukan Ini Untuk Jaga Inflasi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI, Donny Imam Priambodo, menilai bahwa proyeksi inflasi sebesar 3,96% hingga akhir tahun 2017 nanti dari Badan Pusat Statistik (BPS) sangat cukup optimis. Donny pun berharap semoga angka tersebut terealisir, karena resiko inflasi di semester ke-2 di tahun 2017 cukup besar yang berasal dari potensi adanya kebijakan kenaikan harga BBM dan LPG. Sementara, Bank Indonesia (BI) sendiri telah memperkirakan proyeksi inflasi 2017 berada di range 3%-5% atau 4%+/-1%.

Adanya penghambat penurunan BI-7 dan RR, menurut Donny, perubahan policy rate sangat ditentukan oleh ekspektasi inflasi (khususnya inflasi inti) dan ekspektasi nilai tukar.

Donny mengatakan, perubahan ekspektasi masyarakat atas inflasi dan nilai tukar sangat ditentukan oleh banyak faktor di eksternal (terutama perekonomian AS dan China) dan domestik termasuk stabilitas sistem keuangan.

“Penurunan suku bunga relatif terhambat saat ini karena tekanan perkembangan global yang kuat (utamanya kenaikan FFR) dan domestik (seperti kenaikan harga BBM, tekanan fiskal, depresiasi Rupiah, NPL perbankan yang naik) berdampak pada gilirannya pada ekspektasi inflasi dan depresiasi yang tinggi,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Baca Juga:  Pemdes Jaddung Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Pererat Silaturrahim Antar Masyarakat

Donny menyebutkan, tingginya inflasi 2017 disebabkan karena inflasi dari sisi kebijakan harga pemerintah di sektor energi yaitu kenaikan tarif listrik dan mungkin penyesuaian harga BBM dan LPG.

Oleh karena itu, lanjut Donny, upaya koordinasi BI dan Pemerintah yang perlu disegerakan di bidang pengendalian inflasi diarahkan paling tidak dengan menjaga inflasi pangan (volatile food) tetap rendah, misalnya di kisaran 4%-5% (dari perkiraan sekitar 7%-9%) sehingga dapat menekan total inflasi agar tidak terlalu tinggi.

“Pengendalian inflasi volatile food sangat penting terutama di masa puasa dan lebaran ini yang siklusnya meningkat,” ujarnya.

Donny menambahkan, hal itu dapat dicapai terutama dengan menjaga pasokan pangan antara lain meningkatkan produksi, melakukan impor dengan waktu yang tepat, memperlancar distribusi dan kontrol atas pergudangan yang baik.

“Peran Tim Pengendali Inflasi Daerah yang terdiri dari Pemda, BI, lembaga terkait di daerah sangat penting untuk bersama-sama menjaga inflasi, khususnya pangan tetap rendah,” katanya.

Baca Juga:  Pelaksana Hukum Melanggar Hukum, Luthfi Yazid: Dunia Hukum Perlu Pembenahan Total

Sekadar informasi, BPS memperkirakan bahwa inflasi sampai akhir tahun 2017 nanti mencapai 3,96%. Hal itu didasarkan pada angka inflasi bulan Mei 2017 lalu yang sebesar 0,39% (month to month), 4,33% (year of year) dan 1,67% (cummulative to cummulative). (DM)

Editor: Romandhon

Related Posts