Ekonomi

Komunikasi dengan Pasar Penting untuk Kendalikan Inflasi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI, Donny Imam Priambodo, mengungkapkan bahwa kenaikan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM sebagai konsekuensi logis dari structural reform di bidang energi dalam rangka menyehatkan fiskal.

Meskipun demikian, Donny mengatakan, inflasi hanya bersifat one shot dan temporer hanya di tahun 2017 saja, dan diharapkan akan kembali rendah di tahun mendatang.

“Oleh karena itu, sangat penting membangun komunikasi yang kontinyu dan kredibel dengan pasar (market),” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Donny menyebutkan, jika komunikasi tersebut berhasil dilakukan dengan baik, dan mampu menjelaskan naiknya inflasi karena kebijakan BBM adalah sesuatu yang positif, maka diharapkan ekspektasi inflasi dapat ditekan.

Seandainya ada kenaikan harga BBM dan LPG, lanjut Donny, maka penting untuk menjaga dampak lanjutan dari kenaikan harga tersebut kepada kenaikan ongkos angkutan minimal.

Umumnya, Donny menjelaskan, angkutan dalam kota dan angkutan antar kota yang paling tinggi melakukan penyesuaian harga setiap ada kenaikan harga BBM. Hal ini bisa berakibat kepada harga barang lainnya termasuk pangan juga akan naik karena ongkos transportasi yang ikut naik atau menjadi mahal.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

“Oleh karena itu pemda atau instansi terkait perlu membatasi maksimal daripada kenaikan ongkos angkutan,” ujarnya.

Menurut Donny, inflasi bulan Juni 2017 ini diperkirakan akan mencapai tingkat yang tinggi tidak saja karena dampak puasa dan lebaran yang berakibat kenaikan permintaan (inflasi inti), tetapi juga karena kenaikan TTL 900 VA tahap III (terakhir) pelanggan paska bayar (administered price).

“Perkiraan awal IHK juni dapat meningkat sekitar 0,8%-0,9% mtm (month to month),” katanya menambahkan. (DM)

Editor: Romandhon

Related Posts