Hankam

Pemerintah Diminta Serius Persiapkan Manajemen Optimaliasasi Bonus Demografi

Sengketa Pilpres, Anggota Fraksi PKS DPR RI, Mardani Ali Sera Minta Percayakan pada Mahkamah Konsitusi. (Foto Untuk NUSANTARANEWS.CO)
Legislator Fraksi PKS, Mardani Ali Sera Meminta Pemerintah Untuk Serius Persiapkan Manajemen Optimaliasasi Bonus Demografi. (Foto Untuk NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Legislator Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, mengingatkan pemerintah dalam ini Presiden Jokowi – Kyai Ma’ruf pada priode ke-2 jabatannya, untuk serius mempersiapkan manajemen optimalisasi bonus demografi Indonesia memasuki era 2020-2023.

“Perlu upaya serius mempersiapkan optimalisasi bonus demografi Indonesia kalau tidak bisa ini akan menjadi pisau bermata dua, peluang atau ancaman,” kata Mardani, (24/7/2019).

Seperti diketahui, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi dengan proyeksi jumlah penduduk usia produktif mencapai 68%, atau setara dengan 200 juta orang pada tahun 2020 sampai 2023 mendatang.

Mardani memberikan kritik konstruktif dengan mengusulkan perlu adanya strategi dan perencanaan yang matang.  Sarannya juga agar diampu oleh satu kementerian koordinator yang menjadi leading sektor untuk mempersiapkan manajemen optimaliasai bonus demografi ini.

Baca Juga: Respon Jokowi Atas Antisipasi Pemerintah Hadapi Bonus Demografi 2025-2030

Menurut Mardani, ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan dalam manajemen optimalisasi bonus demografi indonesia tahun 2020-2033.

Baca Juga:  Lanal Nunukan Berhasil Gagalkan Penyelundupan Shabu Dari Malaysia

“(Pemerintah) harus mempersiapkan strategi dan perencanaan yang matang lalu implementasinya perlu ditugaskan pada salah satu kementerian koordinator sehingga bisa menjadi salah satu konsenterasi strategis kebijakan pemerintah. ‘Kan sudah ada Kemenko bidang Pembangunan manusia dan kebudayaan RI misalnya,  mungkin kementerian ini bisa ditugaskan,” ujarnya.

Beberapa startegi Yang diusulkan Mardani, antara lain, Pertama, perlu meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar siap menghadapi tantangan ke depan, terutama perubahan teknologi yang begitu pesat. PR negara meningkatkan angka usia pendidikan di Indonesia karena berdasarkan data 2010-2014 yang masih didominasi oleh tingkat lulusan pendidikan SD dan SMP.

Kedua, pendidikan di indonesia terutama pendidikan tinggi dan vokasi, harus linear dengan kebutuhan industri 4.0. Artinya kualitas SDM yang dicetak harus memiliki soft skill dan bisa berbahasa asing.

Ketiga, negara harus memberi kepastian pekerjaan bagi generasi muda ke depan karena salah satu isunya adalah pengangguran dan sulitnya didapatkan. Anak muda tidak memerlukan belas kasihan melainkan perlu diberikan peluang seluas-luasnya. Pemerintah harus menyadari di tahun 2024 merupakan era nya mereka

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI Gagalkan Penyelundupan CPMI Ilegal di Sebatik

Keempat, yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan pendidikan akhlak dan karakter kepada generasi muda sekarang agar  kuat menghadapi tantangan masa depan.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,053