NUSANTARANEWS.CO – Pasukan Macan kini telah menjadi momok yang menakutkan bagi para teroris dan pemberontak yang bertahan di Idlib, benteng terkahir dan pusat komando seluruh pasukan aliansi pemberontak dan teroris dukungan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Turki yang belakangan terlibat aktif di medan pertempuran mendukung pertahanan Idlib.
Tiger Force dibentuk oleh Mayjen Suheil al-Hassan, yang waktu itu masih berpangkat Kolonel pada musim gugur 2013. Kolonel Hassan mendapat tugas khusus dari Komando Pusat Angkatan Bersenjata Suriah untuk melatih dan memimpin pasukan serang khusus yang “mematikan”. Untuk mewujudkan keinginan Komando Pusat, Hasan lalu turun tangan langsung merekrut sendiri personel pasukannya yang dipilih dari Komando Pasukan Khusus Resimen ke-53 dan Divisi Pasukan Khusus ke-14.
Pasukan Macan ini kemudian dilatih dengan standar tinggi pasukan elit untuk melancarkan perang kota, termasuk operasi intelijen dan perlengkapannya. Apalagi pasukan elit ini dioperasikan oleh Direktorat Intelijen Angkatan Udara.
Rusia belakangan memperkuat Tiger Force dengan persenjataan infanteri terbaru berikut tank T-90 – yang juga dioperasikan oleh Divisi Lapis Baja ke-4 dan Brigade Desert Hawks. Jadi tidak mengherankan bila Pasukan Macan bisa mengalahkan aliansi pasukan pemberontak, teroris dan tentara bayaran di garis depan yang memiliki senjata canggih buatan AS dan barat.
Dalam dua tahun terakhir, Pasukan Macan selalu terlibat dalam pertempuran besar seperti membebaskan Ghouta Timur, Qalamun Timur dan di wilayah selatan negara itu. Sejak operasi militer besar-besaran pada pertengahan Desember tahun lalu, Pasukan Macan telah membebaskan puluhan kota dan desa, serta satu pusat kota terbesar al-Tah.
Pasukan Macan juga berpartisapi besar dalam medan pertempuran yang menembus pertahanan di Hama utara dan Idlib selatan.
Efektifitas serangan Pasukan Macan tidak terlepas dari kemampuan operasi intelijen yang dikombinasikan dengan pemboman presisi oleh Angkatan Udara Rusia dan Suriah terhadap target-target pertahanan pemberontak dan teroris – yang dikombinasikan dengan serangan artileri dan rudal – disertai dengan gerak maju pasukan infanteri bersenjata lengkap menyapu bersih sisa-sisa pasukan pemberontak dan teroris yang garis pertahanannya telah luluh lantak.
Terbaru, pasukan pemerintah Suriah berhasil menggempur garis depan pertahanan di Idlib selatan dan tenggara dengan roket dan rudal, serta pemboman presisi oleh Angkatan Udara Rusia-Suriah yang membunuh banyak tentara pemberontak dan teroris serta menghancurkan peralatan tempurnya. Sedikitnya 100 serangan telah dilancarkan oleh pasukan pemerintah Suriah dan Rusia melalui pemboman udara dan penembakan rudal permukaan.
Persiapan serangan baru ke Idlib tampaknya akan segera melibatkan armada kapal-kapal perang Angkatan Laut Rusia dan Suriah yang berpangkalan di Mediterania timur. Sekitar 2.000 personel, 10 kapal perang dan sejumlah jet tempur kedua negara telah berlatih di lepas pantai kota Tartus. Kita tunggu saja. (Agus Setiawan)