NUSANTARANEWS.CO – Pasukan elit pemerintah Suriah berhasil merebut 7 kota perbatasan dari tangan teroris dengan dukungan serangan udara jet tempur Rusia. Sejak kamis lalu, pasukan pemerintah Suriah di bawah komando Pasukan Macan telah menggempur basis-basis pemberontak di barat daya dengan serangan udara, artileri dan roket. Presiden Bashar al-Assad sendiri telah bersumpah akan merebut kembali seluruh wilayah kedaulatan Suriah yang masih diduduki oleh para pemberontak dan teroris.
Keseriusan Presiden Assad terlihat dengan pengerahan pasukan elit Suriah, termasuk Dilvisi Lapis Baja Ke-4 dan Garda Republik untuk menyapu bersih pemberontak dan teroris keluar dari wilayah Suriah.
Skadron jet tempur Rusia juga dilaporkan telah turut membombardir basis-basis pemberontak dan teroris di kota al-Harak dan Busra al-Harir. Sedikitnya lima jet tempur Rusia dilaporkan terlibat operasi militer pasukan pemerintah tersebut, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (24/6).
Pasukan pemerintah Suriah sejauh ini telah berhasil merebut tujuh kota di bawah komando pasukan elit “Tiger Force” (Macan Suriah) antara lain: Al Madwarah, Al Alali, Barghaseh, Al Shiyahat, Syah Al Sharqi, Al Barghouta dan Al Shomrah.
Baca: Pasukan Elit “Macan” Suriah Bergerak Menyusul Gagalnya Pembicaraan Rekonsiliasi
Dengan pertempuran di kota Al-Lajaf, pasukan Suriah semakin mendekati kota Busra Al-Harir dari segala jurusan yang merupakan salah satu kota yang menjadi target utama pasukan pemerintah Suriah dari kelompok teroris Ahrar al-Shamr dan Free Syrian Army (FSA).
Bila pasukan pemerintah berhasil merebut kota Busra Al-Harir maka Damaskus akan dapat mengontrol seluruh wilayah perbatasan dengan Yordania – yang selama bertahun-tahun dikuasai oleh pemberontak dan teroris sebagai jalur suplai utama bantuan logistik dan senjata dari sponsor mereka.
Sebelumnya dengan diplomasi tingkat tinggi, AS dan Rusia telah mencapai kesepakatan “zona eskalasi” untuk wilayah barat daya tersebut. Washington sejak awal berusaha mengamankan area sensitif tersebut karena Presiden Trump telah menarik diri dari keterlibatannya di Suriah serta mengurangi bantuan militernya.
Pergerakan cepat skala penuh pasukan pemerintah Suriah serta dukungan serangan udara oleh jet temput Rusia telah mengejutkan Washington. Diplomasi tingkat tinggi Washington terhadap Rusia pun hancur dengan pemboman yang dilakukan oleh jet-jet tempur Rusia di wilayah tersebut.
Israel dan Yordania merasa khawatir dengan kemajuan yang dicapai oleh pasukan Suriah sejauh ini. Israel sangat khawatir dengan meningkatnya pengaruh Iran di Suriah dan di kawasan regional serta kehadiran pasukan Iran di dekat Dataran Tinggi Golan. Sementara Yordania sangat mengkhawatirkan meningkatnya gelombang baru pengungsi ke perbatasannya yang dapat menggerakan para milisi yang didukung Iran.
Baca: Akankah Israel Menjadi “Lone Wolf” di Timur Tengah?
Wilayah barat daya menjadi penting secara geopolitik bagi kelanjutan pertarungan antara Israel dan Iran ke tingkat yang lebih tinggi dari sekedar proxy war – di mana level pertarungan bisa meningkat ke level regional – bahkan menyeret AS kembali ke arena pertempuran yang lebih luas.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan pada hari Jumat bahwa pengerahan militer Suriah ke wilayah perbatasan telah melanggar kesepakatan de-eskalasi. Haley juga mengatakan bahwa Rusialah yang bertanggungjawab atas eskalasi lebih lanjut, tegas Haley. (Banyu)