NUSANTARANEWS.CO, Madiun – Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Suli Da’im saat melakukan kunjungan kerja ke SMKN 3 Madiun dalam rangka persiapan dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Selasa (7/8/2018) menyampaikan bahwa sebanyak 40 persen kualitas lulusan SMK di Jawa Timur belum terstandar.
Suli Da’im menambahkan saat ini Jatim memiliki 1.996 SMK dengan jumlah lulusan 220.958. “Namun dari total lulusan tersebut, hanya 64,11 persen saja yang bisa diterima di industri. Hal ini menunjukkan bahwa dari total SMK yang ada di Jatim, 40 persen kualitas lulusannya belum terstandar,” papar Suli Da’im.
Sementara itu untuk total tenaga kerja terampil di Jatim, baik dari lulusan SMK, SMK Mini, BLK, dan Politeknik, sebanyak 234.088 orang. “Untuk itu Pemprov Jatim menarget tahun 2019 komposisi pendidikan vokasional 70 persen SMK dan 30 persen SMA tuntas,” imbuhnya.
Politisi PAN ini memaparkan jika saat ini lowongan tenaga kerja yang tersedia di Jatim mencapai 390 ribu hingga 400 ribu dan baru bisa dipenuhi 234 ribu. “Oleh sebab itu kita masih kekurangan tenaga terampil sekitar 100 ribu lebih,” bebernya.
Masih menurut mantan Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim, untuk meningkatkan standar kualitas SMK, Pemprov Jatim tahun 2018 telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk pembenahan dan pembangunan inkubator-inkubator pelatihan.
Menurut pria kelahiran Lamongan, inkubator ini dibutuhkan untuk membuka dan menyerap tenaga kerja di bidang industri, dan untuk mewadahi siswa SMK yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.
Sementara desain revitalisasi SMK yang telah dibuat oleh Pemprov Jatim bersama DPRD di antaranya melalui link and match dengan industri, program filial dengan perguruan tinggi, pembentukan SMK BLUD dan double track ekstrakurikuler vokasi di SMA dan MA. Selain itu, ada pula SMK berbasis kluster yang fokusuntuk mengelompokkan vokasional tertentu.
Dia juga menyampaikan untuk peningkatan kualitas SDM melalu pendidikan vokasi bisa memenuh lowongan tenaga kerja yang ada sehingga bis menurunkan angka pengangguran di Jatim. “Selain itu terpenuhinya tenagal kerja terampil atau skill lewat pendidikan vokas merupakan jawaban agar Jatim terhindar darimiddle income trap,” tambahnya.
Suli juga mengatakan pengembangan SMK ke arah pertanian dan pengolaha hasil pertanian sesuai denga potensi masing-masing. “Saat ini adal sekitar 50 SMK Negeri dan beberap SMK swasta yan sudah berjalan. Yangl SMKN 5 Jember itu sudah mengembangka kerja sama dengan Belanda, kemudia SMK di Gondang, Nganjuk. SMK d Gondang lahannya cukup luas dengan 23 hektar. Teknolog pertanian di sekolahl tersebut juga berkembang.l Bahkan, beberapa produk hasill pengolahanl pertanian sudah bisal dikatakan layak jual,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya untuk SMKN di Jember memiliki peternakan yang menghasilkanl ayam petelur. “Telurnya itu untuk konsumsi wilaya Jember dan ayam pedagingnya jugal untuk konsumsi wilayah Jember,” tambahnya.
Bahkan di Madiun juga tak kalah menarik karena SMKN 3 produk unggulannya adalah ekstrak Bawang Lanang yg terkenal utk kolesterol hipertensi maupun vitalitas. “Juga produk-produk unggulan lainnya seperti kebutuhan rumah tangga,” pungkasnya.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Alya Karen