Mancanegara

Papua Nugini Dalam Keadaan Darurat

Papua Nugini dalam keadaan darurat
Papua Nugini dalam keadaan darurat

NUSANTARANEWS.CO –Papua Nugini dalam keadaan darurat menyusul kerusuhan yang terjadi di provinsi Southern Highlands setelah sekelompok massa bersenjata mengamuk, membakar sebuah pesawat penumpang dan rumah gubernur setempat. Seorang wartawan Radio Selandia Baru di Mendi, Melvin Levongo, mengatakan bahwa polisi kalah jumlah dan tidak dapat menghentikan para perusuh yang membawa senjata.

Mereka membakar rumah Powi dan gedung pengadilan lokal di kota Mendi akhir pekan lalu dan menghancurkan sebuah pesawat milik maskapai nasional di bandara.

Terkait pembakaran pesawat, pihak Nugini Air mengatakan tidak ada yang terluka dan awak pesawat selamat, mereka telah kembali ke Ibu Kota Port Moresby. Maskapai mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan “tinjauan lengkap tentang apa yang terjadi, dan penilaian risiko sesuai dengan persyaratan Otoritas Keselamatan Sipil Penerbangan Papua Nugini” – dan memutuskan bahwa layanan ke daerah tersebut akan ditangguhkan.

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill menetapkan status darurat selama sembilan bulan ke depan serta pembekuan pemerintahan provinsi setempat selama sembilan bulan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

“Tindakan orang-orang sembrono yang merusak properti di Mendi membuat negara jijik,” kata O’Neill dalam situs resminya sebagaimana dikutip Reuters.

O’Neil juga menegaskan bahwa polisi akan mengusut dan menghukum siapa pun yang bertanggung jawab. Tak hanya mereka yang terlibat langsung dalam aksi makar, melainkan juga yang menghasut.

Pada hari Sabtu (16/6) ini, pihak keamanan telah mengerahkan 200 pasukan pertahanan PNG yang akan dikirim ke Mendi.

Menurut pihak kepolisian, sekelompok orang marah oleh keputusan pengadilan yang membatalkan petisi terhadap pemilihan Gubernur William Powi tahun 2017, yang diduga korupsi.

Pemerintah dikabarkan sedang berusaha memulihkan keadaan dan menyatakan permohonan maaf kepada warga Papua Nugini atas peristiwa kerusuhan yang terjadi baru-baru ini.

“Tidak ada orang yang berada di atas hukum dan semua yang terlibat harus menghadapi kekuatan penuh hukum dan bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan,” tambah O’Neill sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Senin (18/6).

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

“Massa ingin melakukan sesuatu … orang-orang sangat marah terhadap gubernur … dan begitu juga dengan sesuatu untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah saat ini,” katanya.

“Dalam sejarah Papua Nugini, tidak ada yang membakar Niugini Air sebelumnya. Itu kebanggaan kami, dan bagi orang-orang di Mendi, itu menyedihkan. Seluruh bangsa tidak senang tentang hal itu.” (Banyu)

Related Posts

1 of 3,051