OpiniPolitik

Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara (Bag.3)

Masa Depan Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara
Masa depan Pancasila sebagai kenyataan di Bumi Nusantara. Ilustrasi kekuatan global dalam sengketa di Laut Cina Selatan.

Masa Depan Pancasila Sebagai Kenyataan di Bumi Nusantara

Akan tetapi kesejahteraan itu hanya dapat terwujud dengan maksimal kalau Rakyat di Daerah juga memperhatikan kepentingan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh: Sayidiman Suryohadiprojo

Ketujuh, ada pelaksanaan Otonomi Daerah yang bersemangat dan bersikap Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Tujuan Otonomi Daerah adalah memberikan kesempatan luas kepada Rakyat di mana-mana untuk membangun kehidupan yang maju, adil dan sejahtera.

Di masa lalu telah terjadi sentralisasi yang berlebihan dalam pengelolaan negara yang kurang memperhatikan Daerah. Akan tetapi setelah Reformasi timbul hal sebaliknya ketika Daerah Tingkat Dua secara berlebihan mengembangkan kekuasaannya. Hubungan dengan Provinsi atau Daerah Tingkat Satu menjadi kurang harmonis, apalagi dengan Pusat. Di sini nampak lagi sifat individualisme-liberalisme yang negatif sekali dan merugikan keseluruhannya. Maka itu perlu sekali disadari kembali bahwa dengan Otonomi Daerah kita hendak membawa kesejahteraan sebesar-besarnya kepada Rakyat di seluruh Indonesia.

Baca Juga:  Politik Barat dan Diplomasi Nuklir Rusia

Akan tetapi kesejahteraan itu hanya dapat terwujud dengan maksimal kalau Rakyat di Daerah juga memperhatikan kepentingan Bangsa Indonesia secara keseluruhan, sebagai perwujudan Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Sangat penting dalam hal semangat, sikap dan geraklangkah para penyelenggara Negara di Pusat dan Daerah.

Ke-delapan, ada pelaksanaan Politik Luar Negeri yang bebas aktif dan mengabdi kepada Kepentingan Nasional. Adalah satu kenyataan bahwa dunia Abad ke 21 tidak lebih damai dari masa sebelumnya. Di wilayah Timur Tengah berkecamuk perang ketika AS menyerang Afghanistan dan Irak, dan hingga kini dua negara itu masih penuh kekerasan.

Kemudian di Suriah terjadi perlawanan terhadap pemerintah yang turut membuat Timur Tengah makin jauh dari kondisi damai, apalagi karena negara-negara besar secara diam-diam mendukung kedua pihak yang berselisih sesuai kepentingannya. Belum lagi Masalah Palestina tak kunjung selesai karena Israel tidak mau memberikan kontribusi yang positif.

Yang langung menyangkut Indonesia adalah meningkatnya ketegangan di wilayah Asia Pasifik ketika Cina makin keras menunjukkan niatnya untuk menguasai Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan. Niat Cina itu berhadapan dengan Jepang di utara dan Vietnam, Malaysia dan Filipina di selatan yang masing-masing juga mempunyai kepentingan. Itu masih ditambah oleh persaingan yang makin meningkat antara Cina dan AS.

Baca Juga:  Daftar di PKB, SBY Maju Pilkada Tulungagung

Dalam dunia yang panas itu diperlukan sikap Indonesia yang tepat untuk menjamin kepentingan nasional, yaitu sikap tidak memihak mereka yang berselisih dan hanya memihak kepada kepentingan nasional kita serta terjaganya perdamaian dunia. Sikap pemerintah sekarang yang bersemboyan Tiada Lawan, Semua Sahabat kurang menunjukkan keberanian untuk menentukan jalan sendiri sesuai kepentingan nasional Indonesia.

Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif perlu didukung kemampuan dan kekuatan Pertahanan dalam bentuk TNI sebagai kekuatan militer yang harmonis di Darat, Laut dan Udara. Kekuatan TNI itu selalu dekat dengan dan mendapat dukungan Rakyat serta dilengkapi dan mahir dalam penggunaan teknologi mutakhir.(Bersambung)

Letnan Jenderal TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan Gubernur Lemhanas.
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan Gubernur Lemhanas.

Related Posts

1 of 3,050