NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mengikuti perkembangan transportasi di Indonesia terutama dalam satu dekade terakhir, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menilai Indonesia memerlukan sistem transportasi yang lebih efisien, guna menunjang mobilitas dan produktivitas penduduk. Sistem transportasi yang semakin efisien, menjadi kian penting, karena perkembangan infrastruktur dan perluasan wilayah urban memerlukan sinkronisasi seluruh moda transportasi, baik di dalam kota maupun antar-kota. Dan kereta api, menjadi pemegang peranan kunci dalam sinkronisasi sistem transportasi tersebut.
Wakil Ketua Umum PII, Heru Dewanto, mengatakan, metamorfosis moda transportasi kereta api dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, dinilai PII sebagai salah satu kunci kian efisiennya sistem transportasi di Indonesia.
“Perkembangan transportasi di masa depan harus memberikan jaminan efisiensi dan efektivitas bagi para penggunanya. Mengingat geliat ekonomi masyarakat di wilayah yang semakin tinggi dan kereta adalah kuncinya,” kata Heru melalui keterangan resmi yang diterima nusantaranews.co, Jumat (5/10/2018).
Ada tiga hal, kata Heru, yang menjadi perhatian khusus untuk mengembangkan sistem transportasi yang modern. Pertama, teknologi akan berkontribusi besar pada penyediaan moda transportasi yang lebih efisien. Masyarakat tidak akan mengambil moda transportasi yang tidak menunjang mobilitas yang efisien dan efektif. Kedua, mobilitas tidak hanya soal manusia, namun juga mengenai barang-barang. Kebutuhan penduduk semakin banyak, pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi, sehingga mobilitas barag juga dituntut lebih efisien. Ketiga, sistem transportasi yang efisien membuat tidak hanya industri namun juga masyarakat kita lebih kompetitif.
“Ketepatan waktu yang diberikan oleh MRT, misalnya, membuat waktu perjalanan lebih singkat dan masyarakat bisa lebih produktif,” ujar Heru dalam diskusi “Kebangkitan Kereta Api Nasional”.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menyadari betapa penting peran kereta api untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk itu, pemerintah telah memasukkan pembangunan infrastruktur kereta api dalam percepatan proyek strategis nasional hingga tahun 2019. Targetnya, jalur kereta api akan terbangun hingga 3.258 Km.
Metamorfosis kereta api yang telah dirasakan saat ini salah satunya adalah Commuter Line yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah satelitnya. Sebentar lagi, Jakarta juga akan memiliki MRT dan LRT. Di daerah lain, pemerintah juga tengah membangun jalur kereta api di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Dalam sebuah sistem transportasi yang tersinkronisasi, Heru menambahkan, digunakan sebuah algoritma sehingga seluruh jadwal moda transportasi, akan sinkron dengan pengaturan lalu lintas di jalan raya, termasuk sistem lampu lalu lintas.
“Kami sangat menyambut baik kehadiran sistem transportasi massal yang nantinya akan sinkron dengan sistem transportasi di dalam kota dengan lebih baik. Dengan sistem yang sudah tersinkronisasi, maka masyarakat akan lebih punctual (tepat waktu) dan akan lebih mudah mengatur jadwa kegiatan mereka sehinngga lebih produktif,” ujar Heru.
Kebangkitan kereta api nasional saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran para insinyur di Indonesia. Heru mengatakan, selama ini PT KAI konsisten untuk merangkul para insinyur Indonesia guna memajukan sektor ini. “Kami sangat bangga bahwa para insinyur di Indonesia telah berkarya untuk pembangunan dan kemajuan di negeri sendiri,” kata Heru.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, hadirnya transportasi massal berbasis kereta api seperti MRT akan mengubah gaya hidup masyarakat urban. MRT akan mendorong masyarakat untuk lebih tepat waktu, meningkatkan budaya antre, menjaga kebersihan, dan hal-hal positif lainnya.
Agung melanjutkan, MRT akan membuka aksesibilitas bagi semua orang untuk dapat memanfaatkan transportasi publik yang aman dan nyaman. MRT juga dapat mendorong warga ibukota untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. “Persoalan transportasi di Indonesia saat ini sebagai akibat dari mobilitas yang terhambat karena kemacetan. Bayangkan saja berapa potensi ekonomi yang hilang ketika kita terjebak dalam kemacetan selama satu jam misalnya. Kehadiran MRT inilah yang dapat mengatasi bottle neck persoalan transportasi di Jakarta,” ujar Agung.
Komisaris PT KAI, Suhono Harso Supangkat mengatakan, kereta api sebagai moda transportasi massal yang efisien dan efektif sudah dibuktikan melalui kehadiran KRL Commuter Line yang menghubungkan Jakarta dengan daerah-daerah satelit. Saat ini, penumpang Commuter Line sudah mencapai lebih dari satu juta penumpang setiap hari. Tidak hanya KRL, kereta api di wilayah Jawa juga selalu penuh dan menjadi rujukan utama moda transportasi. “Masyarakat di Indonesia telah menyadari bahwa moda transportasi kereta api telah memberikan ketepatan waktu yang lebih baik dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, terutama untuk menunjang mobilitas sehari-hari masyarakat urban. Ketepatan waktu akan membuat masyarakat dapat lebih efisien dan produktif,” ujarnya.
Suhono menambahkan, pengembangan kereta api untuk mobilitas masyarakat urban ini juga telah mendorong perbaikan struktur kota dan ekonomi perkotaan melalui kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD). Kawasan transit ini menjadi sebuah titik temu antara kereta api dengan moda transportasi lainnya atau dengan pasar, pusat perbelanjaan, maupun pusat perkantoran.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: Achmad S.