NUSANTARANEWS.CO – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mencanangkan program tanam 50 juta cabai di pekarangan seluruh Indonesia. Program ini merupakan wujud respon pemerintah setelah harga cabai melambung dan tak terbeli. Menanam cabai dinilai sebagai langkah solutif menyikapi fluktuasi harga yang terjadi setiap tahun.
Solusi yang ditawarkan Mentan ini senada dengan imbauan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, yakni menanam cabai sendiri. Untuk itulah kiat ini segera menjadi program Mentan.
Kadin pun langsung bereaksi mendengar program menanam cabai dari Mentan. Waketum Kadin, Andi Rukman. “Kita berencana mengerahkan pengusaha, utamanya di KTI masuk ke bisnis ini dan menanam cabe,” kata dia di Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Untuk menunjukkan keseriusannya terjun ke dunia menanam cabai, Andi mengatakan pihaknya ingin segera bertemu dengan Mentan. “Makanya, kita ingin ketemu dan bantu Pak Mentan selaku pengusaha dan bagaimana kita bisa sinergi dengan petani,” ujar Andi.
Lebih lanjut, Andi pun berpendapat bahwa industrialisasi cabai perlu segera digulirkan karena alasan komoditas ini sudah mempengaruhi inflasi nasional. Artinya, ada gap yang besar antara permintaan yang tinggi dan rendahnya persediaan. Namun, industrialisasi ini terhalang juga oleh pola konsumsi cabe masyarakat yang cenderung mengonsumsi cabe segar daripada olahan.
“Kita belum tiba pada pola konsumsi cabe olahan. Maunya semua konsumsi cabe segar. Kita kirim yang segar, tiba di konsumen sudah busuk atau mengering. Ini ribetnya,” keluhnya.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2019 surplus cabe besar nasional mengalami peningkatan menjadi 86.468 ton.Sedangkan pada cabai rawit di tahun 2019 menjadi 58.564 ton. (Sego/ER)