NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution mengatakan soal impor jagung sebanyak 100 ribu ton murni usulan Mentan (Menteri Pertanian) Amran Sulaiman.
“Menteri Pertanian mengusulkan kita impor,” kata Darmin di Jakarta, Sabtu, 3 November 2018.
Alasan dilakukannya impor, kata dia, karena terjadi kelangkaan jagung dalam negeri sehingga membuat harga jagung untuk pakan ternak menjadi mahal. “Ya, jadi jagung itu harganya kan naik, padahal itu diperlukan,” ungkapnya.
Untuk itu, mengenai impor jagung sebanyak 100 ribu ton lanjut dia, akan dilakukan segera. Dan rencananya pihak yang mengeksekusi adalah Bulog. “Secepatnya, tapi Bulog yang akan melakukan ini. 100 ribu ton,” terangnya.
Keputusan pemerintah Indonesia melakukan impor jagung ini tentu sangat mengejutkan, pasalnya beberapa bulan yang lalu, 14 Februari 2018, sebanyak 57.650 ton jagung tujuan ekspor ke Filipina sukses dilepas Mentan Amran Sulaiman. Amran kala itu mengaku senang dengan capaian ekspor kali ini.
Baca Juga:
Ini Cara Mentan Amran Stop Impor Jagung
Mentan Lepas 57.650 Ton Jagung Tujuan Ekspor ke Filipina
Menteri Pertanian Amran: Animo Petani Menanam Jagung Sedang Tinggi
Karena di tahun 2015, kata dia, Indonesia masih melakukan impor jagung sebesar 3.6 juta ton. “Hari ini, syukur Alhamdulillah, kita bisa ekspor jagung. Kita putar keadaan,” kata Amran.
Sebelum pelepasan ekspor saat itu, dirinya bersama Gubernur Gorontalo dengan disaksikan oleh masyarakat telah melakukan panen di luasan hamparan 100 hektar dengan produksi 7.2 ton perhektar.
Gorontalo sendiri disebutnya mempunyai potensi lahan pertanian seluas 198.655 hektar. Dengan rincian lahan sawah 14.298 ha dan luas bukan sawah 163.017 ha. Panen jagung di provinsi Gorontalo hampir tidak mengenal waktu dan musim.
Pewarta: Romadhon
Editor: Alya Karen