Mancanegara

Mengingat Kembali Perjanjian SALT

salt I, salt II, perjanjian rudal, kesepatan anti senjata rudal, perjanjian as dan soviet, perang dingin, richard nixon, jimmy carter, leonid brezhnev, perjanjian salt II, perjanjian salt I, nusantaranews
Presiden AS Jimmy Carter dan Pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev menyepakati Perjanjian SALT II. (Foto: Getty Images)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mengingat kembali perjanjian SALT. Strategic Arms Limitation Talks (SALT) adalah serangkaian perjanjian antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dimulai sejak tahun 1969 yang memuat tentang perjanjian pengawasan senjata.

Dua negara adikuasa Perang Dingin itu membuat dua putaran pembicaraan dan perjanjian yakni SALT I dan SALT II.

Negosiasi pertama SALT I dimulai di Helsinki, Filandia pada November 1969. Isi Perjanjian SALT I ialah tentang kesepakatan anti rudal balistik (Anti-Ballistic Missile Treaty) yang ditandatangani oleh AS dan US.

Negosiasi SALT I berlangsung dari 17 November 1969 hingga Mei 1972 di Helsinki. Delegasi AS dipimpin oleh Direktur Pengendalian Senjata dan Badan Perlucutan Senjata, Gerard C Smith.

Dalam Perjanjian SALT I ini sejumlah poin kesepakatan dibuat, termasuk soal sistem anti rudal balistik (ABM). Gagasan sistem ini bahwa perjanjian akan mencegah persaingan dalam penyebaran ABM antara AS dan Uni Soviet.

Kemudian perjanjian yang berjudul Anti-Ballistic Missile Treaty and the Interim Agreement Between The United States of America and The Union of Soviet Socialist Republics on Certain Measures With Respect to the Limitation of Strategic Offensive Arms itu ditandatangani Presiden AS Richard Nixon dan pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Perjanjian SALT I kemudian berkelanjutan pada sesi kedua, atau SALT II. SALT II ini merupakan serangkaian negosiasi AS dan Soviet dari 1972-1979 guna membatasi pembuatan senjata nuklir strategis.

Perjanjian SALT II menghasilkan pelarangan program rudal baru sehingga AS dan Soviet terpaksa membatasi pengembangan dan pembangunan rudal strategis jenis baru, hingga rudal nuklir ICBM. Demikian juga, perjanjian SALT II membatasi jumlah rudal balistik MIRVed untuk jarak sejauh 1.320.

Mengutip Wikipedia, sebuah terobosan besar untuk perjanjian ini terjadi pada pertemuan Puncak Vladivostok November 1974, ketika Presiden Gerald Ford dan Sekretaris Jenderal Leonid Brezhnev mencapai kesepakatan tentang kerangka dasar untuk perjanjian SALT II. Unsur-unsur perjanjian ini dinyatakan berlaku hingga tahun 1985.

Ini ditandatangani oleh Leonid Brezhnev dan Jimmy Carter dalam sebuah upacara yang diadakan di Redoutensaal Istana Imperial Hofburg, Wina pada 18 Juni 1979. Enam bulan setelah penandatanganan, Uni Soviet menginvasi Afghanistan.

(red/ed/nn)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,049