Ekonomi

Menghasilkan Jamur Tiram Berkualitas dengan Memanfaatkan Limbah Unggas

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Sebuah terobosan mengubah limbah unggas (sludge biogas) dari kotoran ayam menjadi media tanam bagi jamur tiram putih berkualitas berhasil ditemukan.

“Hasil penelitian Suwito tahun 2006 menyatakan, manfaat yang dimiliki jamur tiram putih adalah sebagai anti-bakterial dan anti-tumor. Itu sebabnya, jamur tiram banyak dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai macam penyakit mulai dari diabetes, lever, dan lainnya,” kata Dosen Fakultas Peternakan UGM, Ambar Pertiwiningrum, Ph.D, Selasa (21/11/2017).

Ia menjelaskan, selama ini sludge sebagai luaran dari hasil proses pembuatan biogas masih sangat minim pemanfaatannya. Bahkan hanya menjadi tumpukan limbah buangan biogas di dekat digester, tanpa makna dan bernilai.

“Umumnya sludge digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman di lahan pekarangan atau area pertanian skala kecil. Kini, dengan pemanfaatan sludge biogas sebagai bahan substitusi dedak pada media jamur tiram putih, dapat meningkatkan nilai guna dari sludge yang dihasilkan dan nilai tambah bagi pengembangan produk jamur tiram putih. Artinya, sludge biogas kini punya value added,” sambung Ambar.

Baca Juga:  Bersama Rakyat, Cabup Gus Fawait Terdepan Tolak Tambang Emas di Silo Jember

Potensi Sludge Biogas

Ambar menerangkan, Indonesia memiliki potensi sludge biogas melimpah yang dapat diolah optimal dan lebih bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan, perekonomian masyarakat serta pelestarian lingkungan. Pasalnya, peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama kecukupan gizi protein hewani dan juga sumber pendapatan masyarakat perdesaan. Inilah terobosan mengubah limbah menjadi bermanfaat dan bernilai, imbuhnya beliau.

Menurut dia, komoditas peternakan terbesar di Indonesia berasal dari bidang perunggasan, dengan jumlah hampir 70% industri peternakan didominasi usaha perunggasan. Terbukti data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dengan produksi telur ayam tahun 2014 sebanyak 146.660.415 butir, lalu tahun 2015 sejumlah 155.007.388 butir, dan tahun 2016 meningkat menjadi 160.051.262 butir.

“Komoditas peternakan di samping menjadi sub sektor potensial secara ekonomi, juga sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, serta memproduksi limbah yang dianggap sebagai pencemaran lingkungan,” ujar dia.

Baca Juga:  Pembangunan Irigasi, Langkah Strategis Pemkab Sumenep untuk Petani Tembakau

Protein Tinggi

Ambar menuturkan, jamur tiram putih termasuk dalam komoditas pangan, dengan kandungan protein tinggi yang aman untuk dikonsumsi dan tidak beracun. Selain aman, jelasnya jamur tiram merupakan salah satu bahan makanan yang bernutrisi tinggi. Komposisi dan kandungan nutrisi lainnya antara lain bahan organik, lemak, dan serat kasar.

Sementara berdasarkan penelitian sebelumnya (Parjimo dan Andoko, 2013) protein pada jamur tiram setiap 100 gram kandungan sebesar 27%, atau lebih tinggi dibanding protein pada kedelai tempe sebesar 18,3% setiap 100 gram. Sedangkan kalori yang terkandung pada jamur tiram ini adalah 100 kj/100g dengan 72% lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6%, sehingga cocok untuk tubuh.

“Temuan lain dari hasil penelitian yang kami lakukan, kualitas media jamur tiram putih dengan penggunaan sludge biogas 100% didapatkan hasil yang terbaik. Karena meningkatkan kadar C-organik, kadar Nitrogen (N), kadar P (P2O5) dan kadar K (K2O). Artinya, limbah unggas kini tidak lagi menjadi sampah, tetapi justru dapat meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat,” tandas Ambar menutup keterangannya. (*)

Baca Juga:  CTI Group Ajak Mitra Bisnis Kaji Peluang Hilirisasi Digital

Editor: Romandhon

Related Posts