Lintas Nusa

Sindiran Keras Putra Daerah Papua Untuk Pemerintah

NUSANTARANEWS.CO – Operasi pembebasan warga di dua desa di distrik Tembagapura, Mimika, Papua  Jumat (17/11/2017) lalu telah sukses dilaksanakan. Namun keberhasilan pembebasan sandera ini meninggalkan bekas berupa kritik dan sindirian kepada pemerintah.

Salah satu sindiran keras kepada pemerintah muncul dari sosok Jhon Kogoya putra daerah dari Papua. Dalam sebuah catatan kecilnya yang diunggah di media sosial, Jhon Kogoya menohok para elit pemerintah saat ini yang hanya memikirkan diri sendiri.

Kogoya mengaku orang-orang di Republik ini hanya sibuk berebut kekuasaan, pangkat, jabatan dan kedudukan, tidak peduli terhadap nasib rakyat dan kedaulatan bangsa dan negara, yang penting tujuannya tercapai.

“Para pemburu kekuasaan sedang bereforia dengan harta yang dirampas dari rakyat dan negara. Berpoya-poya di tempat gemerlap, melancong ke luar negeri, berjalan dengan sombong dan pongah, makan di restoran elite, menginap di hotel berbintang, mengendarai mobil mewah, naik pesawat harus kelas bisnis,” tulis dia.

Baca Juga:  DPC PDIP Nunukan Buka Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah Untuk Pilkada Serentak 2024

“Tapi apa kabar dengan rakyatnya? Berapa persen rakyat yang belum bisa baca tulis? Berapa banya orang yang belum berbusana kain? Berapa persen warga yang belum hidup di pemukiman yang layak? Berapa banyak warga yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan? Bagaimana nasib generasi muda yang tidak dapat akses pendidikan yang layak?” sambungnya.

Rentetan pertanyaan pria asli asal Papua ini seolah sukses menohok tepat di ulu hati pemerintah. Sebelumnya, sindiran keras juga disampaikan salah satu putra daerah Papua, yakni Natalius Pigai, dalam menanggapi sikap pemerintah yang dinilai lamban dalam menangani kasus penyanderaan warga di Papua.

Komisioner Komnas HAM periode 2012-2017 ini mengkritik sikap Presiden Jokowi yang masih terkesan tutup mata atas aksi separatisme yang sudah terjadi lebih dari sepekan di Papua pasca tertembaknya dua anggota Brimob beberapa waktu lalu. Belum lagi nasib ribuan warga di tiga desa Distrik Tembagapura yang juga hidup di bawah ancaman. Seharusnya, kata dia, Jokowi mencari solusi penyelesaian secara komprehensif agar tanah Papua damai.

Baca Juga:  FKMPK Nunukan Gelar Mubes Ke-V

“Jokowi memang tidak mampu mengambil kepercayaan orang Papua maka dia bukan siapa-siapa, kalau saya sudah tantang Jokowi berarti selesai wibawanya di Papua,” kecam ketua Timnas Penagih Janji Jokowi ini.

Fakta-fakta yang ada, menurut Pigai, menunjukkan bahwa Jokowi terlalu kecil mengurus masalah Papua. “Indonesia butuh pemimpin yang mau menyelesaikan persoalan kemanusiaan secara jujur, adil dan damai,” tegasnya. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 20