Hankam

Mengapa Indonesia Seperti Tidak Dianggap di ASEAN?

asean, ulang tahun asean, hut asen, kelahiran asean, century of asia, visi asean, negara asean, komitmen asen, stabilitas asean, konflik asean, kepentingan asean, kekompakan asean, kebangkitan asia, nusantaranews
Pertarungan Pemimpin Indonesia di ASEAN. (Foto: Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mengapa Indonesia seperti tidak dianggap di Asean? Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters Indonesia (SVT) Adhie M Massardi berharap ke depan untuk menjadi calon pemimpin Indonesia harus melalui proses seleksi sesuai dengan kapasitas leadershipnya.

Hal itu, menurut Adhie dinilai banyak dilupakan publik tanah air hari ini.

Melakukan seleksi kapasitas leadership, bagi Adhie sangat penting, karena presiden Indonesia yang terpilih nanti, adalah mereka yang akan mewakili Indonesia bertarung di dunia internasional. Minimal di tingkat Asean.

“Banyak orang lupa, bahwa pemimpin kita, presiden kita nanti, akan bertarung minimal dengan pemimpin-pemimpin di Asean,” kata Adhie usai mengisi acara diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu (19/2).

Baca Juga: Perekonomian Indonesia Sepertiga dari Ekonomi Asean

“Ini kan tidak pernah dipikirkan,” tegasnya. Sehingga lanjut dia, “Begitu muncul Jokowi kapasitasnya sebagai seorang pemimpin kurang.”

“Ketika interaksi dengan negara-negara lain menjadi gak kelihatan. Bahkan kita sekarang ini, seperti gak dianggap di Asean sendiri, apalagi di Asia. Ini kan soal kapasitas,” jelasnya.

Baca Juga:  Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Dukung Cagub Risma di Pilgub Jatim

Padahal pertarungan seorang presiden yang memimpin negara ada di semua lini. Ia mencontohkan dalam pertarungan ekonomi.

“Pertarungan kita soal ekonomi mula-mula dengan negara tetangga dengan Vietnam dengan Singapura dengan Filipina dengan Muangthai. Faktanya kita kalah bersaing dengan mereka,” ujarnya.

Hal itu lanjut mantan Juru Bicara Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menilai pemicunya karena kualitas dan kapasitas pemimpinnya yang dianggap kurang.

“Itu karena kepemimpinannya memang tidak dalam kapasitas sebagai pemimpin yang bisa menginternal internasional,” ujarnya.

Beda dengan sebelum-sebelumnya yang disebutnya di tingkat ASEAN sudah berpengaruh. “Sehingga apa yang dia mau negara-negara tetangga akan ikut,” tandasnya.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,091