NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Meneruskan Program MEF 2020-2024 adalah harapan paling nyata bidang pertahanan negara di tahun baru setelah 2019 berakhir. MEF adalah singkatan Minimum Essential Force. Pada 2024, target MEF alutsista Indonesia sebesar 100 persen.
Hingga tahun 2019, MEF sudah mencapai progres 74 persen. Pemenuhan MEF 100 persen dipandang penting untuk memenuhi syarat minimal angkatan bersenjata sehingga bisa bertempur dan pertahanan Indonesia memiliki efek deterrent.
“Dengan memanfaatkan hasil kunjungan Menhan ke Turki dan Cina, maka terbuka peluang akselerasi di dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI,” ujar pengamat militer, Susaningtyas Kertopati dikutip dari keterangannya, Jakarta, Kamis (1/1/2020.
Dia mengatakan berbagai sistem persenjataan yang ditawarkan Turki dan Cina cukup proporsional di dalam mewujudkan Nerwork Centric Warfare sebagaimana yang telah dicanangkan Panglima TNI selama ini.
“Baik Program MEF 2020-2024 yang diintegrasikan ke dalam Network Centric Warfare merupakan sistem pertahanan negara yang jauh lebih efektif dan efisien,” katanya.
Kemudian, lanjut dia, rencana pemenuhan Alutsista TNI lima tahun mendatang juga patut disambut dengan baik mengingat Organisasi TNI yang baru telah disahkan melalui Perpres Nomor 66 Tahun 2019.
“Penggelaran kekuatan TNI di Indonesia bagian Timur menjadi perhatian pemerintah dengan konsentrasi penyelesaian separatisme Papua,” jelas pengamat yang karib disapa Nuning ini.
Pasalnya, lanjut Nuning, kondisi keamanan di Papua juga dapat dinilai sebagai tolok ukur keberhasilan TNI di dalam melaksanakan OMSP sebagaimana dimuat dalam UU TNI dan RUU Perbantuan TNI.
Nuning mengungkapkan, dari data-data intelijen beberapa tahun terakhir TNI diharapkan lebih aktif lagi di dalam mewujudkan stabilitas keamanan regional. TNI harus menunjukkan leadership di antara militer negara-negara anggota ASEAN. TNI dapat menyusun program aksi keamanan regional sesuai dengan ASEAN Political-Security Community yang telah dicanangkan sejak 2015.
“Kawasan perairan Laut Sulu antara Indonesia-Filipina-Malaysia dapat menjadi fokus TNI di dalam menunjukkan leadership di ASEAN. Dengan mewujudkan ketahanan regional, maka otomatis TNI juga dapat mewujudkan ketahanan nasional,” terangnya.
Dia mengingatkan, perkembangan teknologi militer seiring dengan Revolusi Industri 4.0 menuntut Kemenhan RI dan Mabes TNI untuk lebih berinovasi menciptakan taktik peperangan dan strategi tempur yang lebih baik dan sesuai dengan Alutsista yang dimiliki.
“Doktrin pertahanan negara dan dan doktrin TNI harus dikembangkan lagi sehingga TNI mampu menjalankan tugas yang diemban dengan lebih optimal,” kata eks anggota Komisi I DPR RI ini. (eda)
Editor: Eriec Dieda