Khazanah

Memberi Makna Pada 5 Tarian Khas Betawi

NUSANTARANEWS.CO –  Etnis Betawi merupakan penduduk yang sudah lama mendiami daerah DKI Jakarta. Buah karya dari budaya mereka pun bisa kita nikmati hingga hari ini. Salah satunya adalah tarian khas Betawi.

Tarian tradisonal khas Betawi pada mulanya terbentuk dari proses asimilisasi dari berbagai kebudaayaan seperti Portugis, Melayu, Arab, China, India dan yang lainya. Namun, tarian Betawi memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari segi penggunaan suara musik pengiring yang riang serta memliki gerakan-gerakan tari yang Dinamis.

(Baca juga: Ragam Pencak Silat Betawi Di Tengah Arus Globalisasi)
Berikut ini adalah lima tarian khas Betawi yang cukup populer:

Pertama tari Topeng Betawi. Tarian ini mempunyai gerakan yang sangat lincah dan juga riang. Tarian ini biasanya diiringi dengan musik Gambang Kromong, dan penarinya menggunakan Topeng Kayu. Tarian ini merupakan perpaduan antara aspek Tari, Musik, dan Teater. Tari Topeng ini digunakan berdasarkan kepercayaan masyarakat Betawi pada zaman dulu jika topeng memiliki kekuatan magis yang dapat mnghilangkan rasa duka dan menolak bala. Tari topeng ini biasanya ditampilkan pada acara pesta-pesta penting seperti pada acara khitanan dan pernikahan.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Kedua, tari Yapong. Nama Tarian ini diambil dari bunyi nyanyian lagunya yakni yang berbunyi “ya ya ya”. Tari Yapong ini diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo dan pada tahun 1977, tari Yapong ini pertama kali diperkenalkan dalam rangka untuk mempersiapkan acara ulang tahun Kota Jakarta yang ke 450. Gerakan tari Yapong ini sangat dinamis dan riang gembira sehingga biasanya ditampilkan dalam acara sambutan.

Ketiga, tari Cokek, berasal dari bahasa Cinacukin yang berarti selendang yang digunakan para penari wanita. Penggunaan selendang ini sebenarnya bertujuan untuk menarik pasanganya. Oleh karena itu tarian khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya etnik Cina. Tarian ini diiringi oleh musik Gambang Kromong dan mempunyai ciri khas yaitu goyang pinggul yang dinamis.

Keempat, tari Lenggang Nyai. Pada tahun 1988 tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiastuti sehingga tarian ini masih dianggap sebagai tari yang masih baru, Tarian ini diambil dari cerita masyaraakat setempat yaitu tentang nyai Dasmah yang telah berhasil keluar dari perkawinanya yang merenggut kebebasanya. Sama halnya seperti tari Cekok, Tari Lenggang Nyai pun juga banyak dipengaruhi oleh budaya China. Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi yang ditarikan oleh sejumlah gadis belia berjumlah 2 sampai 6 orang. Tarian ini biasanya di pertunjukan pada acara acara resmi seperti acara pernikahan dan penyambutan tamu penting.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Apresiasi Digelarnya Festifal Budaya Banjar

Kelima, tari Japin, berbeda dengan Tari Cekok dan Tari Lenggang Nyai, tari ini dipengaruhi oleh budaya Arab dan Melayu dan merupakan adaptasi dari tari Zapin. Perubahan kata Zapin menjadi Japin dikarenakan masyarakat Betawi yang menyebut huruf Z menjadi huruf J. Tari Japin ini diiringi oleh musik dan lagu Betawi yang terdiri dari alat musik Marawis dan Gambus, yang menjadi unik dari tari Japin Betawi ini adalah dilihat dari kelincahan penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasang pasangan.

Saat ini, tarian-tarian Betawi jarang kita jumpai. Namun, beberapa acara resmi pemerintah masih menggunakannya untuk membuka kegiatan. Selain itu, masyarakat Betawi juga mencoba melestarikanya dengan mengadakan pelatihan di desa adat Setu Babakan. (Achmad)

Baca juga:

Tradisi Orang Jawa, Sunda dan Betawi Sambut Ramadan

Setu Babakan, Wisata Alternatif Melepas Penat

Related Posts