NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Jelang berakhirnya kepemimpinan Khofifah-Emil di Jawa Timur, tercatat keduanya masih menyisakan pekerjaan rumah yang masih tak kunjung tuntas. Pekerjaan rumah tersebut adalam pengentasan kemiskinan.
Anggota komisi E DPRD Jawa Timur Zeiniye mencatat sampai berakhirnya gubernur Khofifah, sampai sekarang persoalan kemiskinan masih menjadi masalah di Jawa Timur.
“Jumlah masyarakat miskin di Jatim berdasarkan data BPS per maret 2023 sejumlah 4,19 juta orang atau sebesar 10, 35%, memang ada penurunan 47,7 ribu dari jumlah 4,24 juta dari data september 2022.Akan tetapi kalau dilihat perbandingan se indonesia, jumlah penduduk miskin jatim adalah yang tertinggi,” ujar politisi PPP saat dikonfirmasi Kamis (9/11/2023).
Wanita asal Situbondo ini mengatakan angka kemiskinan di Jatim paling banyak dijumpai dikawasan pedesaan. “Ketika saya turun ke lapangan disejumlah desa, banyak masalah sosial yang perlu ditangani oleh Pemprov sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Misalnya dalam pemenuhan air bersih,” jelas dia.
Dalam pemenuhan air bersih di desa, sambung Zeiniye, perlu ada maping yang harus dilakukan pihak BPBD Jatim dalam pemenuhan air bersih tersebut. “Desa mana saja di Jatim yang sangat kekurangan air bersih sehingga untuk program Pemprov selanjutnya melakukan pemenuhan air bersih dengan cara melakukan pengeboran air di wilayah tersebut,” jelasnya.
Tak hanya air bersih, sambungnya,di hampir seluruh desa di Jatim khususnya di pedalaman masih banyak dijumpai rumah tak layak huni dan sebagian besar dihuni lansia atau janda.
“Saya berharap program bedah rumah yang dilakukan Pemprov bersama unsur lainnya diperluas lagi dan sesering mungkin dengan menyasar rumah-rumah yang ada di pedesaan,” tandasnya. (setya)