Berita UtamaHankamTerbaru

Mantan Teroris: Reformasi Pemicu Munculnya Radikalisme

NUSANTARANEWS.CO, JakartaMantan teroris, Sofyan Tsauri menilai, tumbuh dan berkembangnya gerakan radikal di Indonesia karena desain pembangunan sosial yang telah melahirkan ketimpangan selama orde baru. Menurutnya, hasil reformasi yang memberikan ruang terbuka bagi banyak ideology untuk tumbuh dan berkembang serta sengaja dibiarkan untuk kepentingan stabilitas semu.

“Saya kira harus ada ideologi kebangsaan karena reformasi kita telah hilang,” kata Sofyan Diskusi DPP Taruna Merah Putih bertajuk ‘Radikalisme Gaya Baru: Ancaman Bagi Keindonesiaan’ di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

Baca: Mantan Ketua KPK Waspadai Radikalisme Sekuler

Di sisi lain, kata Sofyan, fenomena global juga ikut mempengaruhi perkembangan gerakan radikal di Indonesia. Pasanya, perkembangan radikalisme telah mewabah tidak hanya di negara-negara Timur Tengah melainkan juga di banyak negara. Bahkan, sebagian besar basis pergerakan kelompok teroris dikendalikan dari tempat persembunyian di Eropa, terutama Inggris.

Lebih lanjut Sofyan menambahkan, gerakan radikalisme di Indonesia terus berkembang dan menguat disebabkan beberapa hal yang menyangkut perbedaan interpretasi teologi.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

“Menguatnya Pan-Islamisme, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ikhwanul Muslimin (IM), Syiah dan Wahabi,” ungkapnya.

Baca juga: Menguatnya Politik Adu Domba para Komprador di Indonesia

Sementara itu, mantan ketua PB PMII Adin Jauharudin menjelaskan strategi mengatasi gerakan radikalisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membangun mindset yang sama lintas organisasi dan agama bahwa radikalisme adalah ancaman serius bangsa, dilanjutkan dengan gerakan bersama untuk menangkalnya.

“Kita ingin menegaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan membumikannya menjadi panduan hidup masyarakat Indonesia, memperkuat organisasi Islam moderat,” jelas Adin.

Menurut Adin, kelompok Islam moderat perlu menguasai media massa yang selama ini menjadi sarana efektif bagi dakwah mereka.

Baca: PMII: Negara Harus Perang Total Melawan Teror

“Sudah saatnya kelompok moderat (NU dan Muhammadiyah) merebut media massa untuk mengkampanyekan nasionalisme dan persatuan nasional,” seru Ketum PB PMII periode 2011-2013 ini.

Pewarta: Ucok Al Ayubbi
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 57