Hankam

Mahasiswa Memiliki Peran Strategis Dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara

pmii, pmii sumenep, universitas wiraraja, pmii pamekasan, nusantaranews, nusantara, nusantara news
Mahasiswa Memiliki Peran Strategis Dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara. (Foto: Danial Kafi/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Semarang – Untuk mengantisipasi sekaligus menangkal serbuan disrupsi teknologi yang berpotensi menganancam negara, Kapendam Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin mengingatkan kepada mahasiswa untuk berpedoman pada doktrin pertahanan dan keamanan negara sebagaimana tertuang dalam pasal 30 UUD 1945. Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Untuk pelaksanaannya melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.

Menurut Kapendam, doktrin Sishankamrata telah memposisikan TNI-Polri dan Rakyat sebagai satu kesatuan sistem yang terintegrasi. Dimana TNI dan Polri sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

“Perspektif Ancaman yang semakin kompleks sangat sulit untuk diselesaikan oleh satu instititusi, TNI-Polri dan Rakyat harus bergerak dan berjalan bersama, karena sebagai sebuah sistem yang sudah terintegrasi tidak akan mungkin berjalan sendiri-sendiri,” ungkap Zaenudin kepada para mahasiswa Fakultas Hukum jurusan Hukum Tata Negara dan Hukum Pidana di Kampus PSMIH FH Undip, Semarang, Selasa (26/3).

Baca Juga:  DanSub Den Pom AD Nunukan Tegaskan Netralitas TNI di Pilkada Adalah Harga Mati

Terkait hal itu, Zaenudin menilai Mahasiswa Hukum harus memiliki peran strategis dalam menjalankan sistem tersebut, karena Indonesia merupakan negara hukum yang dalam menyelenggarakan pemerintahan selalu berpijak pada hukum/konstitusi.

“Law as a tool of social engineering, hukum adalah sarana rekayasa sosial. Artinya hukum memiliki daya efektif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya memperkuat sistem pertahanannya,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, mahasiswa hukum tidak boleh larut dalam pusaran hate speech, hoax, radikal dan isu-isu global yang dapat menimbulkan konflik sosial dan menjurus kepada disintegrasi bangsa. Dengan berbekal akademis sesuai bidang keilmuanya harus bisa menjadi benteng pertahanan yang tangguh.

Pengalaman pahit konflik berdarah di Ambon tahun 1999 karena provokasi, fitnah, ujaran kebencian dan kabar bohong haruslah menjadi bahan untuk introspeksi/evaluasi bersama dan tidak boleh terjadi kembali. Dan terbukti melalui kekuatan budaya daerah serta penerapan doktrin pertahanan semesta, dimana TNI-Polri dan Rakyat bersatu berjalan bersama, saat ini Ambon sudah sangat kondusif dan harmonis.

Baca Juga:  LANAL Nunukan Berhasil Lepaskan Jaring Yang Melilit KM Kandhega Nusantara 6

Ia beranggapan mahasiswa adalah salah satu potensi penting dalam Sistem Pertahanan Negara karena memiliki kualitas SDM yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam persaingan global.

“Kedepan mahasiswa sebagai insan cendikia sekaligus sebagai bagian dari Sishankamrata, juga harus bisa lebih aktif dalam usaha menangkal setiap hakekat ancaman melalui pendekatan hukum,” jelasnya.

Selama ini TNI bekerja sama dengan Kementrian/Lembaga, Perguruan Tinggi dan Pemda serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama terlibat dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan berbagai kegiaatan lain untuk mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,050