NUSANTARANEWS.CO – Lemak di tubuh terkait erat dengan kanker payudara. Wanita menghadapi risiko kanker payudara yang lebih tinggi jika lemak tubuh mereka menyebar ke seluruh tubuh dibandingkan dengan lemak yang menggumpal di perut saja. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru.
Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan lemak di area perut, juga disebut lemak perut, meningkatkan risiko beberapa kondisi, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker kolorektal. Namun belum jelas apakah lemak perut lebih buruk daripada lemak di bagian tubuh lain untuk meningkatkan risiko kanker payudara.
Para ahli telah menemukan bahwa mengurangi keseluruhan lemak tubuh, bukan lemak perut saja, dikaitkan dengan tingkat risiko kanker payudara yang lebih rendah. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Endocrine-Related Cancer, menemukan bahwa beberapa tingkat penanda risiko kanker payudara berkurang pada wanita pasca menopause yang sudah kehilangan lemak total di tubuh, dan bukan hanya lemak di perut.
Hasil ini menekankan pentingnya menjaga berat badan keseluruhan dan dapat mempengaruhi rencana diet dan olahraga untuk wanita dengan berat badan berlebih.
Temuan menunjukkan bahwa mengurangi berat badan keseluruhan lebih penting dalam mengurangi risiko kanker payudara daripada mengkhawatirkan lemak perut anda. Namun, para ahli menekankan bahwa mengatasi keduanya merupakan kunci untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Penelitian ini dipublikasikan ini di hari pertama Kongres Eropa mengenai Obesitas di Porto, Portugal, seperti dikutip Mirror. Lemak tubuh adalah faktor risiko yang diketahui untuk kanker payudara pasca menopause tapi apakah ada peningkatan risiko lemak yang terakumulasi secara khusus di sekitar perut, tidak jelas.
Dalam beberapa tahun terakhir, lemak perut telah dilaporkan meningkatkan risiko beberapa kondisi termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan kanker kolorektal. Peningkatan kadar beberapa penanda darah, termasuk hormon seks, testosteron dan estrogen, leptin, dan faktor peradangan, dikaitkan dengan risiko kanker payudara.
Dalam penelitian University Medical Centre Utrecht di Belanda, 243 kelebihan berat badan, wanita pascamenopause kehilangan 5 sampai 6 kg berat badan selama 16 minggu.
Tingkat darah hormon seks, leptin dan penanda inflamasi dibandingkan dengan sebelum penurunan berat badan. Perubahan lemak total dan abdomen dinilai menggunakan pemindaian x-ray dan MRI.
Setelah 16 minggu pengurangan total lemak tubuh, dikaitkan dengan perubahan yang menguntungkan pada tingkat penanda risiko kanker payudara, termasuk hormon seks dan leptin. Sementara, pengurangan lemak di perut lebih dikaitkan dengan penurunan penanda inflamasi.
“Diketahui bahwa lemak perut meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis, terlepas dari total lemak tubuh, namun untuk mengurangi kadar hormon seks, total lemak tubuh tampaknya lebih penting,” kata pemimpin penelitian ini, Dr Evelyn Monninkhof. (Er/Alya)