Lebaran Ini, Aku Pulang
Oleh: Natalius Pigai, Penulis Adalah Mantan Komisioner Komnas HAM
NUSANTARANEWS.CO – Jarum jam bergerak ibarat jugernut yang melintasi jalan bebas hambatan, detak jantung di dada umat muslim menanti hari kemenangan tiba.
Kita telah melewati Ramadhan yang penuh rintangan, halangan, hambatan dan gangguan menyertai ibarat mengarungi samudera penuh gelombang dan tantangan.
Memang lebaran unik, penuh kenangan dan makna, romantis nan suci, riang gembira dan suka cita. Lebaran titik pertemuan antara yang sakral, surgawia, silaturahmi dan yang profan, urusan duniawia, silaturahim.
Noda dan dosa, seperti jerami yang mengalir di sungai. Terbawah arus, bermuara ke laut, timbul di hulu. Siklus tanpa dibendung, tanpa henti dan tanpa kompromi
Lebaran di dusun yang kecil, di dusunku, penuh kenangan. Sudah lama telah berlalu, tempo dulu. Ku ingin mengulang lagi.
Kangen kampung halaman. Di sana nyiur melambai ditepi pantai, angin sepoi sepoi di sawah, gemericik hujan di lereng gunung.
Lebaran ini, harus mudik ke udik, harus pulang, pulang ke kampung halaman, bersujud pada ayah, ibu dan sanak/saudara, nyekar ke leluhur.
Kita bertemu dan akhiri di kata “pengampunan” atas segala noda dan dosa. Ia maha pengampun (Al-Gháfir) bahkan selalu mengampuni (Al-Ghafour).
Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri, untuk handai taulanku tercinta umat muslim dimana Anda berada. (*)