KSPI Minta Pemerintah Maksimalkan Limbah Freeport

Tambang PT Freeport di Papua. Foto dok. reuters

Tambang PT Freeport di Papua. Foto dok. reuters

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan bahwa ia menyayangkan upaya pemerintah yang belum bisa maksimal dalam memanfaatkan limbah konsentrat Freeport, yang diolah PT Smelting.

Menurut Said Iqbal, limbah konsentrat tersebut mengandung berbagai unsur berharga, yang bernilai mahal jika bisa dimanfaatkan. Misalnya saja Selenium, yang berguna untuk pembuatan microchip pada ponsel yang juga memiliki harga sepuluh kali lipat dibandingkan emas.

“Dalam limbah konsentrat itu ada kandungan semen, Slime, dan Petrokimia. Yang terakhir itu dimanfaatkan untuk pupuk di Gresik,” ujar Said Iqbal dalam kenferensi persnya di Hotel Mega Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Selain adanya empat kandungan itu, limbah dari kekayaan alam pegunungan Jayawijaya di Papua itu dikatakan dapat menghasilkan Uranium yang selama ini banyak dimanfaatkan di bidang industri, pertanian, bahkan nuklir. “Uranium ini lebih banyak mereka (pihak asing) bawa keluar,” ucap dia.

Oleh karena itu, Said Iqbal minta pemerintah untuk tidak hanya fokus dalam urusan kontrak dan divestasi Freeport, justru seharusnya untuk lebih menekan Freeport mengirimkan lebih banyak konsentrat ke pabrik smelter agar bisa diolah.

“Mereka baru mengirimkan 40 persen konsentrat. Ke depan harus bisa 70 persen bahkan 100 persen,”  tuturnya.

Reporter: Richard Andika

Exit mobile version