NUSANTARANEWS.CO – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa jeda selama dua bulan Korea Utara tak lagi melakukan uji coba rudal balistik atau pun senjata nuklirnya bukan berarti sebuah indikasi Pyonyang menghentikan program senjata pemusnah massalnya. Menurut Abe, terlalu dini untuk memberikan kesimpulan seperti itu.
Dalam sebuah konferensi pers di Manila, Abe meyakini Korea Utara masih terus mengembangkan persenjataannya. Dan di akhir serangkaian pertemuan dengan para pemimpin Asia di forum ASEAN dan Forum Asia Timur, Abe menyebut tak ada gunanya untuk melakukan pembicaraan demi terciptanya sebuah perundingan dengan Korea Utara.
Bagi Abe, cara paling efektif menekan dan mendesak Pyongyang adalah dengan membatasi pernjualan minyak ke Korea Utara. Ia berharap, Korea Utara melunak sebelum musim dingin tiba.
Korea Utara terakhir kali melakukan uji coba rudal balistiknya pada September lalu yang melintasi langit Jepang sebelum akhirnya jatuh di Samudera Pasifik. Peluru kendali jarak jauh Pyongyang itu terbang melintasi langit pulau Hokkaido, Jepang yang memicu ketegangan.
Reuters melaporkan, Abe mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan negara-negara lain di kawasan ini termasuk China dan Rusia untuk membujuk Korea Utara untuk menghentikan pembangunan rudal dan melepaskan ambisi senjata nuklirnya.
Abe pada hari Selasa mengatakan bahwa ia ingin memperdalam hubungan budaya dan ekonomi dengan China. Dalam pertemuan APEC di Vietnam, Abe dan Presiden China Xi Jinping berencana memperdalam hubungan ekonomi kedia negara dan kekuatan militer di Asia, termasuk kerja sama dalam menyikapi Korea Utara.
Dengan kata lain, Abe mencoba untuk membujuk China agar mau memberikan teguran keras kepada Kim Jong-un. Sebab, China merupakan mitra utama Korea Utara, terutama dalam bidang perdagangan. (red)
Editor: Eriec Dieda