NUSANTARANEWS.CO – Media pemerintah Korea Utara menyatakan negaranya telah mencapai semua target untuk menyempurnakan pengembangan senjata nuklir dan rudalnya. Klaim tersebut diumumkan pada hari Sabtu (28/10/ dalam sebuah editorial di surat kabar Partai Pekerja Korea yang berkuasa, Rodong Sinmun. Editorial itu menyebutkan bahwa satu-satunya tugas yang tersisa bagi Korea Utara adalah “menunjukkan keberaniannya.”
Editorial tersebut secara luas dipandang sebagai upaya Korea Utara untuk mengimbangi pemerintahan AS di bawah Donald Trump.
Seperti telah diberitakan, saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengamati uji coba peluncuran rudal balistik jarak menengah baru yang dikenal sebagai Hwasong-12 pada bulan September lalu, Kim mengatakan bahwa negaranya hampir merampungkan tujuan dalam meningkatkan kekuatan militernya. Hal itu kemudian dipertegas Kim dalam Sidang Pleno Komite Pusat, bahwa akan segera membangun kekuatan militer, terutama dalam pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik.
Berdasarkan editorial terbaru tersebut, nampaknya Korea Utara telah berhasil mencapai kemajuan yang diharapkan dalam pengembangan senjata nuklir dan rudalnya.
Sementara itu, Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Ja Song Nam, menyebut bahwa latihan angkatan laut Amerika di dekat Semenanjung Korea baru-baru ini sebagai persiapan perang nuklir dan serangan pre-emptive terhadap Pyongyang. Nam meminta agar DK PBB rapat untuk membahas masalah ini.
Dalam kesempatan itu, Nam juga mengatakan bahwa Pyongyang sedang mempertimbangkan untuk melakukan uji coba ” bom hidrogen di Samudra Pasifik. Seperti dilansir Guardian, Kepala CIA Mike Pompeo mengatakan bahwa Korea Utara sudah mendekati kemampuan untuk menyerang AS dengan senjata nuklir. Bahwa tujuan uji coba Korut adalah untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Korut memang sudah memiliki senjata mematikan dan siap melawan AS.
Terkait dengan persiapan perang, Korut juga menggelar simulasi perang menghadapi gempuran militer AS dan Korsel dari udara, dengan mematikan lampu di seluruh kawasan. Simulasi juga melibatkan warga Korut berlatih evakuasi menuju tempat perlindungan bawah tanah untuk menghindari “serangan udara” musuh. (Banyu)