Ekonomi
AS Tidak Mampu Menghentikan Proyek Nord Stream 2 Jerman-Rusia
Published
1 year agoon
AS Tidak Mampu Menghentikan Proyek Nord Stream 2
NUSANTARANEWS.CO – AS tidak mampu menghentikan proyek Nord Stream 2 Jerman-Rusia. Pemerintah Denmark telah memberikan lampu hijau bagi kelanjutan proyek pipa gas Nord Stream 2. Proyek paling kontroversial di dunia ini akan mengalirkan 55 miliar meter kubik gas Rusia ke Eropa setiap tahunnya. Menjadi kontroversial karena Amerika Serikat (AS) sangat menentang kelanjutan proyek gas Jerman ini.
Proyek Nord Stream 2 telah menimbulkan ketegangan geopolitik yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan regional. Seperti diketahui, Rusia memiliki hubungan yang sangat buruk dengan negara-negara Baltik dan Polandia – negara-negara yang hampir selalu menentang apa pun yang mereka anggap memberdayakan Rusia secara geopolitik. Termasuk Ukraina, yang sangat takut kehilangan biaya transit untuk ekspor gas Rusia ke Eropa.
Bagi AS, jalur pipa ini jelas-jelas merupakan ancaman langsung terhadap kekuatan soft power-nya di Eropa, sekaligus mengancam ekspor LNG AS yang kini sedang tumbuh pesat.
Anjing menggong-gong kafilah tetap berlalu. Jerman tidak peduli dengan semua urusan politik terkait urusan jalur pipa ini. Kebenaran sederhana dari masalah ini adalah bahwa Jerman, dan Eropa pada umumnya sangat membutuhkan gas alam ini.
Jerman sangat berkepentingan dengan kelancaran proyek Nord Stream 2 ini karena pada tahun 2022 akan menutup semua reaktor nuklirnya. Meski kebijakan itu banyak dipertanyakan, namun pemerintah Jerman telah mengambil keputusan. Kapasitas pembangkit yang hilang di sektor itu perlu diganti, setidaknya dalam jangka pendek, dengan gas alam.
Jerman memang dikenal sebagai negara yang ramah lingkungan, meski secara mengejutkan ternyata sebagian besar energinya dihasilkan dengan batubara. Total kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara yang terpasang hampir berimbang dengan kapasitas tenaga surya, yakni 44,9 GW, dibandingkan 47,9 GW untuk tenaga surya.
Sementara tingkat pertumbuhan kapasitas energi matahari dan angin saat ini belum mencukupi untuk menggantikan pembangkit nuklir yang akan pensiun dalam waktu dekat. Sehingga satu-satunya pilihan adalah meningkatkan kapasitas batubara di bauran energi dan gas alam menjadi satu-satunya pengganti yang paling layak.
Presiden Trump pada awal tahun ini telah mengancam negara-negara Eropa secara keseluruhan agar tetap memasok gas mereka dari AS, bila tidak, AS akan mengenakan tarif khusus untuk impor mobil-mobil Eropa, produk impor lainnya.
Mengapa AS harus mengancam Eropa? Seperti diketahui, impor gas alam cair AS harus dicairkan terlebih dahulu, kemudian dimuat di kapal tanker dan dikirim melintasi lautan ke Eropa. Sementara gas Rusia mengalir melalui pipa seperti apa adanya.
Produksi gas alam yang melimpah dengan harga rendah memang telah menjadikan AS sebagai kekuatan eksportir gas yang terus tumbuh dan yang harus diperhitungkan. Namun produsen AS tetap lebih mengutamakan keuntungan daripada mengalirkan gas untuk tujuan politik. Sehingga satu fakta sederhana bagi orang Eropa: harga LNG AS tidak kompetitif.
Presiden Trump pada akhirnya tidak pernah berada dalam posisi untuk menghentikan Nord Stream 2. Jadi pesan Eropa kepada AS tentang gas alam adalah keras dan jelas, “Jadikan kompetitif dan kami akan menerimanya”.
Sebagai informasi, sampai hari ini, sepanjang lebih dari 2.100 km jalur Pipa Nord Stream 2 telah dibangun mulai dari perairan Rusia, Finlandia dan Swedia, dan sebagian besar di perairan Jerman. Demikian pula pembangunan kedua fasilitas pendaratan di Rusia dan Jerman juga hampir selesai.
Pipa Nord Stream 2 akan memastikan pasokan gas yang aman dan stabil ke Eropa. Dengan akses ke pasokan gas kompetitif ini, pelanggan Eropa akan dapat menghemat miliaran euro pada tagihan gas mereka. Proyek Nord Stream 2 telah menelan biaya lebih dari 6 miliar euro dengan efek menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan di seluruh Eropa, karena lebih dari 1.000 perusahaan dari 25 negara telah mengerjakan proyek ini. (Agus Setiawan)
You may like
Putin Masih Tunggu Hasil Resmi Pilpres Amerika Serikat
Nord Stream-2 Adalah Pondasi Strategis Poros Eropa-Rusia
NATO Gelar Latihan Militer Terbesar Abad Ini di Eropa
Setelah Cina Menguasai Pelabuhan Piraeus di Yunani
Siapa Menyerang Kilang Minyak Arab Saudi September Lalu?
Amerika Serikat Selama Ini Hanya Berpura-Pura Memerangi Teroris
Terbaru
Soal Fosfat: Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sumenep Angkat Bicara
NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Soal Fosfat: Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sumenep angkat bicara. Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) disusun Pemkab...
Rusia Bangun Dua Kapal Selam Nuklir Baru Kelas Borei
NUSANTARANEWS.CO, Kremlin – Rusia bangun dua kapal selam nuklir baru Kelas Borei Proyek 955-A. Galangan kapal Rusia Sevmash, bagian dari...
Danrem Bhaskara Jaya Sebar Masker di Bangkalan
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Danrem Bhaskara Jaya sebar masker di Bangkalan. Meski memasuki libur akhir pekan, tak menyurutkan niat Danrem 084/Bhaskara...
Polisi Thailand Tahan Demonstran Anti Pemerintah Dengan UU “Lese Majeste”
NUSANTARANEWS.CO, Bangkok – Polisi Thailand tahan demonstran anti pemerintah dengan UU “Lese Majeste”. Kepolisian Thailand dilaporkan telah menahan seorang aktivis...
33 Rumah dan 120 Jiwa Terdampak Meluapnya Sungai Pengkol
NUSANTARANEWS.CO, Semarang – 33 rumah dan 120 jiwa terdampak meluapnya Sungai Pengkol. Hujan dengan intensitas tinggi disertai banjir kiriman dari wilayah...