NUSANTARANEWS.CO, Washington – Ketika Kapal Perang Iran memasuki Samudra Atlantik. Amerika Serikat (AS) telah menyatakan keprihatinannya mengenai laporan media tentang dua kapal perang Iran yang memasuki Samudra Atlantik yang mungkin mencoba mengirimkan senjata ke Venezuela. Namun, publikasi online Foreign Policy menggarisbawahi bahwa Washington tidak memiliki opsi untuk menghentikannya.
Minyak atau bahan bakar bukanlah satu-satunya barang yang diduga dibawa oleh Makran ke Venezuela. USNI News melaporkan bahwa berdasarkan citra satelit Maxar menunjukkan bahwa kapal pangkalan tersebut juga membawa tujuh kapal serang cepat rudal.
Republik Islam Iran sendiri telah mengkonfirmasi bahwa dua kapal perang negara mereka telah memasuki Samudra Atlantik tanpa merinci misi perjalanan mereka sehingga menimbulkan berbagai spekulasi.
Meskipun ada sanksi untuk melarang perdagangan senjata dengan Venezuela, AS tidak memiliki hak hukum untuk bertindak terhadap dua kapal perang Iran tersebut sebagai hak kebebasan navigasi sebagaimana hal yang kerap dilakukan oleh kapal-kapal perang AS di Laut Cina Selatan maupun belahan dunia lain.
Di bawah hukum internasional, Washington tidak memiliki pilihan hukum untuk bertindak terhadap kapal-kapal perang Iran tersebut karena kapal-kapal ini memiliki kekebalan kedaulatan.
Bahwa fakta Washington memberlakukan sanksi terhadap Caracas tetap tidak mengubah status hukum dua kapal perang Iran yang baru-baru ini memasuki Samudra Atlantik, kecuali jika mereka membawa senjata pemusnah massal atau termasuk dalam salah satu kategori luar biasa lainnya. .
Meskipun begitu, para politisi Amerika tetap menyerukan perlu sebuah tindakan terhadap kapal-kapal Iran itu. Seperti senator asal Florida Marco Rubio yang mendesak Washington untuk mencegah rencana kapal-kapal itu yang diduga akan berlabuh di Venezuela. Namun pilihan itu tentu memiliki konsekuensi serius bagi AS karena akan mengundang kritik internasional dan bahkan menempatkan militer AS di luar negeri dalam bahaya.
Sejauh ini Teheran masih diam tentang alasan ekspedisi militer itu. Terlepas dari itu, hal ini jelas merupakan langkah terobosan bagi Angkatan Laut Iran untuk menunjukkan kemampuannya setelah embargo PBB berakhir tahun lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengisyaratkan bahwa Gedung Putih siap bertindak sebagai tanggapan atas upaya perdagangan senjata kedua negara tersebut yang diklaim melanggar “aturan internasional”.
Price tidak merinci dengan jelas, pelanggaran apa yang dilakukan oleh Iran dengan pelayaran internasionalnya. Apalgi tidak ada larangan dari PBB untuk penjualan senjata ke Caracas sejak berakhirnya embargo terhadap Iran. (Agus Setiawan)