NUSANTARANEWS.CO – Jika dibandingkan negara-negara lain, Amerika Serikat tampaknya adalah pihak yang paling tidak senang dengan program senjata nuklir Korea Utara. Retorika tentang terancamnya perdamaian lantaran nuklir Korea Utara gagal menghentikan langkah Pyongyang, sekalipun AS berkali-kali menekan PBB.
Dan berkat tekanan AS, PBB berkali-kali mengeluarkan sanksi kepada negara yang dipimpin Kim Jong-un. Namun, upaya AS tampaknya tak bisa menghentikan langkah Kim sampai akhirnya ia mengklaim program senjata pemusnah massal milik Korea Utara sudah mencapai kata sempurna.
Provokasi-provokasi AS dan sekutunya di Semenanjung Korea juga sama sekali tak menyurutkan langkah Kim. Baginya, senjata nuklir sudah harga mati untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.
Belakangan, terutama menjelang digelarnya Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan, Kim tampak mulai melunak. Korea Utara bahkan bersedia untuk berunding menyambut pergelaran event yang digelar tiap musim salju tersebut.
Namun, di saat Korea Utara melunak, AS justru terus melancarkan upaya-upaya provokatif yang mengecam program nuklir Pyongyang.
Bagi AS, dalam situasi apapun, kampanye internasional untuk menekan Korea Utara harus terus berlanjut sampai Pyongyang membuat keputusan denuklirisasi sepenuhnya.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dalam sebuah pertemuan yang membahas mengenai keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea pada Selasa (16/1) sebagaimana dilansir Sputnik.
“Kampanye tekanan akan terus berlanjut sampai Korea Utara mengambil langkah tegas untuk melakukan denuklirisasi,” kata Rex.
Rex mengklaim bahwa AS, China dan Rusia semuanya mengecam Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir.
“Kami semua akan mendesak penerapan sanksi penuh dari DK PBB karena ini adalah amanah undang-undang. Kami juga secara khusus mendesak China dan Rusia terlibat dalam menyikapi masalah ini,” kata Rex lagi.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland, yang juga ikut hadir dalam pertemuan dengan Rex beserta 16 negara bagian, justru mengancam Korea Utara. Ia mengingatkan Pyongyang bahwa jika program senjata nuklir terus berlanjut ke depannya hanya akan menyebabkan lebih banyak sanksi yang dijatuhkan.
“Berinvestasi untuk senjata nuklir hanya akan menghasilkan lebih banyak sanksi dan ketidakstabilan abadi di Semenanjung Korea,” kata Freeland. (red)
Editor: Eriec Dieda