NUSANTARANEWS.CO – Keunggulan otak perempuan: lebih seimbang daripada laki-laki. Louann Brizendine, MD, seorang ahli saraf dalam bukunya” The Female Brain” mengatakan bahwa otak perempuan ternyata memiliki perbedaan dalam melihat dunia dan bereaksi berbeda dari otak laki-laki dalam setiap tahap kehidupan.
Buku ini mengacu pada karyanya sendiri tentang “Hormon dan Emosi”, serta penemuan dekade terakhir dalam neuropsikologi, neuroendokrinologi dan ilmu saraf.
Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa sebagian besar aspek otak pria dan wanita serupa. Rata-rata IQ sama dan kedua jenis kelamin mampu unggul dalam pengejaran fisik, artistik, dan intelektual. Namun ada perbedaan menarik dalam tes pemecahan masalah meski wanita dan pria mungkin mendapatkan jawaban yang sama – ternyata mereka menggunakan sirkuit otak yang berbeda untuk menemukan solusinya.
Wanita cenderung memiliki keterampilan motorik halus yang lebih cepat dan lebih baik daripada pria, serta keterampilan verbal yang lebih cepat dan lebih luas. Wanita memiliki lebih banyak neuron di bagian otak yang dikhususkan untuk emosi dan untuk mendeteksi emosi orang lain. Seorang wanita cenderung memahami situasi keseluruhan secara lebih baik daripada pria, sambil memperhatikan kandungan emosional dan efek emosional dari keadaan tersebut.
Newsweek melaporkan keberatan dari sosiolog dan dokter yang khawatir bahwa diskusi tentang perbedaan otak dapat digunakan untuk melemahkan wanita dan memperkuat stereotip gender lama. Tapi Brizendine menegaskan bahwa memahami otak perempuan dan laki-laki bisa berdampak sebaliknya. “Menggambarkan perbedaan ini dapat memungkinkan wanita dan pria untuk memanfaatkan kekuatan mereka dan memahami perbedaan mereka.
Perbedaan otak laki-laki yang lebih besar daripada otak perempuan tidak serta merta membuat laki-laki lebih baik. Perempuan dengan segala kelebeihannya dapat menyeimbangkan cara kerja otaknya sedemikian rupa sehingga ia bisa melakukan dan memikirkan dua hal sekaligus.
Sebagaimana disebutkan bahwa neurotransmetter perempuan secara bersama-sama dapat menggunakan otak kanan dan kiri sekaligus. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa lintasan neurotrasmitter yang digunakan perempuan dapat menyeimbangkan antara kebutuhan otak kanan dan keinginan otak kiri.
Seorang psikater dari Universitas California, Dr. Raquel E. Gur, sempat mengatakan bahwa tidak ada seorang ahli pun yang bisa menyodorkan kesimpulan apa arti perbedaan fisik (anatomical) otak perempuan dan laki-laki, selain hanya untuk menganalisisnya untuk masing-masing kegunaannya yang berbeda dan tidak memiliki kesamaan antar keduanya.
Namun yang jelas meskipun otak perempuan melakukan pekerjaan yang sama namun cara kerjanya berbeda. Hal ini berdasarkan pada cara kerja otak perempuan yang melibatkan sel-sel saraf dan atau neuron lebih kaya dibanding otak laki-laki. Misalnya kesan “banyak ngomong” yang melekat pada perempuan mengandung arti bahwa perempuan mempunyai kemampuan verbal yang tinggi, ternyata dapat dilacak sampai ke otaknya.
Soejono Dardjowidjojo, mengutip pendapat Steinberg, menyatakan bahwa ada perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan dalam menstransmisi bahasa atau ujaran. Dari bentuknya yang berbeda, yaitu hemisfer kanan otak perempuan lebih tebal daripada hemisfer kiri. Mungkin hal inilah yang menyebabkan kelas jurusan bahasa biasanya lebih didominasi oleh perempuan. (Alya)