Hankam

Ketegangan Geopolitik Dunia Bisa Picu Konflik Terbuka

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa konflik di Asia sepertı Konflik Myanmar, Thailand Selatan, Marawi di Filipina, serta Israel dan Palestina masih langgeng hingga hari ini. Begitupun dengan kawasan Timur Tengah pasca Arab Spring.

Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Muhammad Luthfi Zuhdı menilai hingga, kawasan Timur Tengah diwarnai situasi instabilitas keamanan regional. Demokratisasi yang diharapkan akan menjadi agenda politik kawasan ternyata digantikan oleh problem terorisme dan pengungsi.

“Gerakan self determination di Catalonia dan Irak Utara (Kurdi) ternyata masih menjadi persoalan kontemporer. Perundingan Suriah juga tidak menemui titik temu. Belum lagi konflik politik antara Qatar dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir,” kata dia dalam keterangan tertulis kepada Nusantaranews.co, Jumat (1/12/2017).

Dirinya menambahkan ketegangan geopolitik saat ini seperti kasus di Semenanjung Korea, dimana uji coba rudal jarak jauh Korea Utara menurutnya bisa memicu konflik terbuka di kawasan Asia Timur.

Baca Juga:  Dan Lanal Nunukan Tegaskan TNI Akan Semakin Manunggal Dengan Rakyat

Bahkan, perang kata-kata bernada saling ejek antara Presiden Amerıka Serıkat (AS), Donald Trump, dengan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, juga membuat negara-negara di kawasan Asia Timur, terutama Jepang, Republik Rakyat China (RRC), dan Korea Selatan terus menggenjot anggaran militer mereka.

“Situasi inilah yang melatar belakangi Konferensi Internasional Kajian Stratejik dan Global bertajuk Strengthening Sustainable Development Goals Toward A World Peace Order diadakan,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, sedikitnya terdapat 51 paper yang akan dipresentasikan dalam Konferensi Internasional Kajian Stratejik dan Global. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available