NUSANTARANEWS.CO – Produsen mobil listrik Tesla sekarang boleh dikatakan sebagai pionir sekaligus produsen mobil listrik paling unggul di dunia. Untuk ekspansi masa depan, Elon Musk sebagai CEO Tesla motor telah menginvestasikan US$5 miliar untuk membangun pabrik baru yang sangat efisien, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi pabriknya.
Untuk memenuhi ambisinya itu, Tesla kemudian membangun pabrik raksasa yang diberi nama bernama Gigafactory di Sparks, Nevada di Electric Avenue. Hal yang menarik dari bangunan pabrik ini adalah atap pabrik seluruhnya berupa solar panel yang dapat menghasilkan listrik dari sinar matahari. Demikian pula sekelilingnya juga dipasang panel matahari sebagai tambahan. Pabrik ini juga akan menggunakan tenaga geothermal dan angin untuk memenuhi kebutuhan listriknya.
Tesla Motor kini telah menyiapkan diri untuk memproduksi mobil listrik murah secara masal untuk satu dekade kedepan. Bagaimana dengan Indonesia yang secara alamiah sebetulnya kaya dengan aneka ragam sumber energi terbarukan.
Baca: Ambruknya Rezim BBM
Dalam sebuah acara diskusi bertajuk “Energi Kita” di Hall Dewan Pers, Jakarta Pusat (21/8), terungkap bahwa Porsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sampai peretengahan 2016 baru mencapai 11%, yang akan terus ditingkatkan hingga 23% pada tahun 2025 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam paparannya.
Kementerian ESDM akan terus mengejar kekurangan porsi EBT sebesar 12% atau 36 Giga Watt (GW) hingga 2025. Pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan juga terus ditawarkan kepada investor agar dapat direalisasikan target 23% dari total 35.000 MW pada 2025, kata Rida. (banyu)
Berita Terkait:
Tahun 2030, Semua Mobil Yang Dijual di Jerman Harus Bebas Emisi
Di AS, Kampanye Energi Panel Surya Sudah Gencar