HankamMancanegara

Kesepakatan Mesir dan Prancis Mengenai Penjualan 12 Jet Tempur Rafale di Blokir AS

NUSANTARANEWS.CO, Perancis – Surat kabar mingguan Prancis La Tribune, pada hari Jum’at melaporkan bahwa kesepakatan antara Mesir dan Prancis mengenai penjualan 12 jet tempur Rafale telah diblokir oleh Washington, karena AS menolak mengekspor komponen sistem rudal jelajah Scalp yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pesawat tempur tersebut.

La Tribune mencatat bahwa Dassault Aviation menolak untuk mengkonfirmasi laporan tentang rudal jelajah Scalp. Juru bicara resmi militer Mesir Tamer El-Refa’ai mengatakan bahwa masalah komponen rudal jelajah Scalp merupakan urusan dalam negeri Prancis.

Padahal Prancis telah menyetujui ekspor rudal Scalp ke Mesir. Penolakan ini memicu kemarahan Mesir yang bersikeras untuk menerima peluncur rudal Scalp sebelum menyelesaikan kesepakatan Rafale.

Kemarahan Mesir ini telah mendorong Prancis untuk mencari alternatif ke produsen rudal lain atau membuka komunikasi tingkat tinggi dengan pemerintah AS. Komunikasi tersebut mungkin dilakukan pada saat kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke AS pada bulan April mendatang.

Baca Juga:  Inggris Memasuki Perekonomian 'Mode Perang'

Surat kabar Prancis tersebut menyoroti bahwa ada konflik antara AS dan Prancis mengenai kesepakatan senjata Prancis ke negara-negara Timur Tengah termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab, yang menyatakan bahwa AS sebelumnya menolak untuk menjual komponen Prancis yang digunakan untuk memproduksi satelit mata-mata untuk UEA.

Menurut Alexandre Vautravers, seorang pejabat di Pusat Kebijakan Keamanan Jenewa (GCSP), kepada sputnik mengatakan bahwa AS melihat masalahnya bukan hanya pada jet tempur Rafale Prancis dengan komponennya –  tapi pada rudal jelajah yang bisa dipasangi hulu ledak spesifik ini. Bila Mesir memiliki komponen ini, dan mengubahnya menjadi senjata pemusnah masal. Jelas, pemerintah AS tidak menginginkan negara seperti Mesir memiliki teknologi seperti itu, “jelasnya.

Menurut Vautravers, jenis rudal ini dapat mempengaruhi keseimbangan dinamika kekuatan di seluruh Timur Tengah dan menciptakan masalah regional jika digunakan melawan Israel.

Seperti diketahui, pada bulan November 2017 Mesir akan menandatangani sebuah kesepakatan militer tambahan dengan Prancis untuk membeli 12 pesawat tempur Rafale.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Sebelumnya, pada bulan Februari 2015, Prancis telah setuju untuk mengirimkan 24 jet tempur Rafale ke Mesir dengan nilai € 5,2 miliar. Di mana Dassault Aviation mengungkapkan bahwa pada bulan Maret tahun ini Prancis akan mengirimkan delapan pesawat tempur Rafale ke Mesir.

Selama beberapa tahun terakhir, Mesir telah menyelesaikan beberapa kesepakatan senjata dengan sejumlah negara termasuk Prancis dan Rusia. Akhir tahun lalu, Kongres AS bahkan menyebut Mesir sebagai negara peringkat pertama pengimpor senjata di antara negara-negara berkembang. (Banyu)

Related Posts

1 of 7