NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini, Selasa (2/01/2018). Dalam peresmian tersebut, Jokowi ditemani oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, dan Menko Polhukam Wiranto.
Ada dua fenomena menarik yang patut dicermati dan menjadi perhatian. Pertama, keikutsertaan Cak Imin dalam peresmian itu, bahkan ikut bersama-sama Jokowi dan para Menteri Kabinet menekan tombol sebagai tanda kereta api beroperasi. Lalu pertanyaannya, dalam kapasitas sebagai apa Cak Imin diikutsertakan Jokowi dalam peresmian tersebut? Seperti diketahui, Cak Imin merupakan Anggota Komisi I DPR RI dan Ketua Umum PKB.
Kedua, Jokowi duduk bersanding dengan Cak Imin saat menjajal kereta bandara menuju Stasiun Sudirman Baru Jakarta. Keduanya berhadapan dengan Menhub Budi Karya. Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menko Polhukam Wiranto duduk di sebelah Jokowi dan Cak Imin. Jokowi-Cak Imin tampak sangat akrab dan dekat sekali.
Sudah mafhum, Jokowi acap kali menggunakan bahasa simbolik yang penuh makna tersembunyi. Dan hal ini tentu tidak terlepas dari kultur budaya politik Jawa asal Jokowi berasal.
Seperti diketahui, akhir-akhir ini Cak Imin digadang-gadang oleh banyak kalangan sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019. Ada yang menginginkan Cak Imin disandingkan dengan Prabowo, Agus Harimurti Yudhoyono dan Jokowi. Tagline atau jargon yang selalu dikampanyekan adalah “Siapapun presidennya, Cak Imin wapresnya”. Deklarasi dukungan Cak Imin pun bermunculan di berbagai daerah bak jamur di musim hujan.
Dua fenomena di atas bisa diartikan sebagai cara Jokowi memperkenalkan calon wakil presidennya kepada masyarakat luas dan bentuk respon cepat Jokowi terhadap maraknya deklarasi dukungan masyarakat kepada Cak Imin. Daripada dipinang oleh lawan politik, setidaknya Jokowi memberikan sinyal duet terlebih dahulu.
Terlebih dalam sejumlah lembaga survei, nama Cak imin sudah masuk sebagai salah satu kandidat cawapres potensial Jokowi. Elektabilitas dan tingkat keterpilihan pria 51 tahun tersebut terus naik. Ambil contoh misalnya di hasil survei Poltracking Indonesia yang diterbitkan pada Minggu (26/11) tahun lalu menunjukkan tingkat keterpilihan Cak Imin sudah mencapai 1,8 persen, lebih baik dibandingkan Puan Maharani, Luhut Binsar Panjaitan dan Oesman Sapta Odang.
Demikian pula dalam survei Indo Barometer yang menunjukkan tingkat pengenalan dan kesukaan nama calon wakil presiden. Di sini, hasil survei menunjukkan bahwa nama Muhaimin Iskandar juga cukup dikenal dan disuka (25,7% dan 64,3%). (red)
Editor: Eriec Dieda