Kesehatan

Kenapa Harus Medical Check Up dan Punya Asuransi Kesehatan?

Kenapa Harus Medical Check Up dan Punya Asuransi Kesehatan?. (FOTO: Ilustrasi/Sequis)
Kenapa Harus Medical Check Up dan Punya Asuransi Kesehatan?. (FOTO: Ilustrasi/Sequis)

NUSANTARANEWS.CO – Kapan terakhir Anda melakukan Medical Check Up (MCU)? Apakah rutin melakukan MCU? Bagi yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan atau karena faktor umur maka mereka secara rutin akan melakukan MCU. Namun, bagi sebagian orang, MCU belum menjadi kebutuhan. Bisa jadi karena merasa sehat, masih muda, atau karena belum mengetahui manfaatnya.

MCU adalah rangkaian pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi dan gangguan kesehatan atau mendeteksi adanya suatu penyakit. MCU juga bermanfaat untuk mengetahui tindakan atau pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang

Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan, untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin maka MCU akan sangat membantu. Misalnya, jika ingin mengetahui kondisi kolestrol maka kita perlu melakukan pemeriksaan laboratorium terkait kolesterol, seperti kolesterol total, HDL (lipoprotein)/kolesterol baik, LDL (low-density lipoproteincholesterol)/kolesterol jahat, dan jika tidak melakukan pemeriksaan MCU maka kita tidak akan tahu keluhan gangguan Trigliserida (lemak dalam darah). Lalu bagaimana jika kesehatan yang kita rasakan ternyata karena kolesterol yang sudah tinggi? Membiarkan rasa sakit tanpa deteksi dini sama saja kita mempersulit diri sendiri karena jika sudah sakit maka butuh waktu untuk penyembuhan dan perlu biaya besar jika perlu perawatan medis.

Menurut dr. Neysa Glenda Preciosa dari Prodia Kramat untuk melakukan MCU, tidak ada batasan usia. Namun, bagi mereka yang berusia 35 tahun ke atas sebaiknya melakukan MCU minimal 1 tahun sekali, tetapi lebih baik lagi jika dilakukan 6 bulan sekali terutama pemeriksaan hematologi guna mengetahui kualitas dan kuantitas sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan yang berkaitan dengan sel serta organ pembentuk darah.

MCU untuk Siapa?

MCU tidak dibatasi oleh jenis kelamin, tetapi khusus untuk perempuan ada pemeriksaan tertentu. Hal ini karena berkaitan dengan kesehatan organ perempuan. Bagi perempuan dewasa ada beberapa MCU yang sebaiknya dilakukan, seperti HPV DNA jika belum menikah dan USG payudara dan pap smear untuk yang sudah menikah. Jika tidak ada indikasi tertentu pemeriksaan dapat diulang 6 bulan hingga 1 tahun sekali, tetapi bisa lebih cepat pengulangannya apabila ada indikasi tertentu, “ ujar dr. Neysa.

Ia juga menyarankan agar mereka yang sudah berusia lanjut untuk melakukan MCU yang disebutpanel check up usia lanjut dan panel osteoporosis usia lanjut, sedangkan bagi anak kecil, MCU sebaiknya dilakukan untuk menilai adanya anemia atau infeksi saluran kemih untuk neonatus (bayi baru lahir sampai 28 hari), bayi 1-12 bulan, batita, pra sekolah 3-5 tahun, usia sekolah 5-12 tahun, dan remaja 12-18 tahun.

Biasanya, di beberapa perusahaan, karyawan baru wajib melakukan MCU dan ada juga yang secara regular diwajibkan melakukan MCU setahun sekali. Hal ini terkait dengan keselamatan kerja terutama pekerjaan yang rentan pada bahaya kesehatan, bekerja dengan mesin, kontak dengan zat kimia, atau berada dalam ruangan dengan kebisingan dan getaran tinggi. Biasanya, golongan pekerja yang berhubungan dengan kesehatan banyak terjadi pada dokter dan tenaga kesehatan, pekerja offshore, pilot, atau commercial driver.

Jika MCU pada orang sehat dilakukan untuk menentukan status kondisi kesehatan atau mendeteksi dini gangguan atau penyakit yang tidak disadari agar dapat dilakukan pencegahan perkembangan penyakit maka MCU juga  dapat dilakukan juga pada orang sakit. “MCU pada orang sakit dilakukan dengan tujuan khusus, yaitu memantau pengobatan dan mengetahui perjalanan penyakit apakah ada perbaikan atau sebaliknya malah semakin parah” ujarnya. Ia juga menyarankan agar ketika melakukan MCU, pasian sebaiknya memberikan data yang relevan, misalnya riwayat penyakit pada keluarga dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Bagaimana jika sudah selesai MCU dan ingin membaca hasilnya? Membaca hasil MCU dapat dilakukan sendiri karena terdapat nilai rujukan normal. Misalnya, untuk gula puasa normal rujukannya adalah 50-100 dan jika pada hasil tertulis 200 berarti gula kita tidak normal. Demikian juga jika tertulis kolesterol total normal <200 dan pada hasil 150 berarti kolesterol kita dalam keadaan normal. Namun demikian, dr. Nesya berpendapat, sebaiknya hasil tidak diinterpretasikan sendiri oleh pasien/keluarga, pasien dapat menghubungi dokter umum terutama jika ada tanda bintang, warna merah, atau hasil yang tidak normal.

Selain dokter umum, ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan dan dibaca oleh dokter ahli, seperti dokter spesialis radiologi untuk hasil USG dan rontgen, dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis jantung untuk hasil rontgen dan tes EKG (Elektrokadiogram), yaitu pemeriksaan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan jantung untuk mendeteksi jika ada kelainan danpemeriksaan lainnya yang memerlukan keahlian khusus, serta EEG (Elektroensefalogram) yaiturekam otak dengan mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dan tes EMG (Elektromiografi) atau rekam otot dengan merekam aktivitas listrik yang dihasilkan otot rangka untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot.

MCU dan Asuransi Kesehatan

Memiliki asuransi berarti Anda menyiapkan diri terhadap berbagai risiko kehidupan misalnya, saat mengalami sakit dan memerlukan rawat inap, tentu memerlukan sejumlah biaya yang tidak hanya untuk pengobatan tetapi juga ada biaya lain yang harus disediakan, seperti transportasi dan makan bagi yang menjaga, belum lagi terpaksa menunda rencana lainnya karena anggaran dialihkan untuk membiayai pengobatan.

Beda halnya jika kita memiliki asuransi, dengan sejumlah uang yang kita siapkan untuk membayar premi secara periodik mungkin terasa berat, tetapi ketika terjadi risiko sakit, manfaatnya akan sangat terasa karena biaya rumah sakit tentu tidak murah dan saat harus di rawat inap kita pasti berharap bisa mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas untuk menunjang kesembuhan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Tentu saja, hal ini bisa kita dapatkan karena kita sudah mengalihkan biaya perawatan rumah sakit pada perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan jumlah yang sesuai ketentuan yang tercantum dalam buku polis. Untuk itu, selagi sehat segera lengkapi dengan asuransi kesehatan bagi diri dan keluarga.

Menurut dr. Fridolin, beberapa produk asuransi kesehatan memang mewajibkan adanya MCU. Biasanya hal ini bergantung pada besaran Uang Pertanggungan (UP), usia Tertanggung (orang yang ditanggung biaya perawatannya oleh pihak asuransi) saat pengajuan asuransi, pernah mengajukan klaim sebelumnya baik di produk asuransi yang sama atau berbeda, pernah terdapat keputusan tidak standar dalam riwayat polis sebelumnya, seperti ekstra premi dan atau ada pengecualian.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

“Ekstra premi biasanya dikenakan bagi mereka yang telah mengambil produk asuransi kesehatan tetapi dari hasil kesehatan ada beberapa hal khusus, seperti kelebihan berat badan atau memiliki riwayat kesehatan lainnya, seperti ada hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes. Namun, jika hasil MCU yang abnormal berada dalam ambang batas maka penyakit yang diakibatkannya atau komplikasi dari penyakit tersebut tidak dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Misalnya, dari hasil MCU diketahui kadar kolesterol 250 sedangkan kadar  normal berada pada nilai <200 maka SPA (Surat Permintaan Asuransi), masih dapat diterima, tetapi jika kadar kolesterol 500 maka SPA dapat ditunda sampai terkontrol atau ada pengobatan,” imbuh dr. Seto.

Tambahnya lagi, jika calon nasabah belum memiliki polis dari perusahaan asuransi tersebut dan pada saat mengisi SPA seluruh pertanyaan kesehatan dinyatakan sehat atau tidak memiliki riwayat penyakit dan berdasarkan tabel tes medis bahwa calon Tertanggung tidak perlu melakukan tes MCU maka dapat membeli produk asuransi tersebut tanpa tes MCU. Soal biaya MCU,  jika akan mengajukan asuransi yang mengharuskan MCU dan terkendala soal biaya MCU maka biaya MCU yang terkait proses pengajuan asuransi akan ditanggung oleh perusahan asuransi selama SPA diterima, tetapi  biaya medis yang timbul karena calon nasabah tidak setuju pada keputusanunderwriting (appeal), ada pemulihan polis, ada penambahan manfaat polis, permintaan peninjauan ulang akan keputusan polis yang sudah berjalan akan menjadi tanggung jawab nasabah.

Jika Anda sudah memiliki polis asuransi dan harus melakukan MCU sebelum, saat, dan sesudah rawat inap juga akan ditanggung jika ada indikasi penyakit yang dinyatakan oleh dokter misalnya, untuk kebutuhan investigasi, diagnosa atas penyakit, atau cedera yang berkaitan dengan perawatan medis. Artinya, jika sebelum masuk rumah sakit, pasien diminta melakukan pemeriksaan EKG, X-Ray, dan laboratorium untuk kepentingan diagnosa lalu pasien menjalani rawat inap sesuai rekomendasi dokter, perusahaan akan menanggung biaya MCU.

Sequis Q Infinite MedCare Rider Perlindungan Kesehatan VIP Hingga Rp90 Miliar/tahun

Pentingnya menjaga kesehatan dan melengkapi diri dengan asuransi kesehatan juga diamini olehVice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat karena penyakit dapat datang kapan saja dan anggaran kesehatan harus dipersiapkan jauh sebelum penyakit datang.Masalahnya, biaya kesehatan selalu lebih tinggi dari kemampuan kita apalagi, biaya kesehatan di Indonesia diperkirakan meningkat sebesar ±11,8% per tahunnya (Sumber: Mercer Marsh Benefits,2016).

Selain menyarankan untuk memiliki asuransi kesehatan, Eko juga memberikan tips mengenai cara memilih asuransi kesehatan yang tepat. Ia berpendapat bahwa produk asuransi yang baik adalah yang membantu nasabahnya merasa nyaman tanpa repot soal administrasi rumah sakitSelain itu,pertimbangan lain untuk memilih asuransi kesehatan, seperti besarnya premi haruslah sebanding dengan fasilitas yang disediakan oleh produk tersebutberapa nilai klaim yang ditanggung per tahunnya, bagaimana prosedur pada rawat inap dan pasca rawat jalan, tersedia pilihan rumah sakit rekanan yang mudah dijangkau dari lokasi pasien, layanan service center terutama saat produk asuransi akan digunakan, dan ada ketentuan yang tercantum pada polis. Maksudnya, agar saat menggunakan manfaat polis, nasabah tidak mengalami kesulitan dan tidak mengalami hambatan.

Baca Juga:  Relawan Rabu Biru Untuk Indonesia dan Caleg Arfito Raih Simpati Warga Kayu Putih, Jakarta Timur

Di awal tahun 2019, Sequis menambahkan fasilitas limit booster yang dapat meningkatkan  nilaibatas tahunan (annual limit)  sampai dengan Rp90 miliar per tahunnya pada Asuransi Kesehatan Tambahan Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC). Artinya, manfaat kesehatan yang akan diterima nasabah akan lebih komprehensif untuk rawat inap dan rawat jalan sebelum dan sesudah rawat inap di semua rumah sakit di seluruh dunia. Produk ini disiapkan Sequis mengingat rawat medis untuk penyakit tertentu membutuhkan biaya tinggi.

“Kami menilai limit sebesar Rp50 miliar pun bisa jadi tidak cukup untuk biaya pengobatan apalagi jika dilakukan di rumah sakit luar negeri, padahal menurut McKenzie&Company pada tahun 2018, hampir 1 juta orang Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya dan biaya kamar rumah sakit per malam di Malaysia dan Singapura diperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp2 juta per malamnya,” tambah Eko.

Katanya lagi, bagi nasabah Sequis yang akan berobat ke rumah sakit di Indonesia dan Malaysia dengan anggaran minim, terdapat Plan 0 pada Sequis Q Infinite MedCare Rider, yaitu perlindungan kesehatan non tunai (cashless) di rumah sakit rekanan Sequis di Indonesia danMalaysia dengan premi terjangkau, mulai dari Rp850 ribu per bulan. SQIMC dapat digunakan di lebih dari 650 rumah sakit di Indonesia, dan lebih dari 50 rumah sakit di Malaysia dan Singapura dengan fasilitas cashless.

Selain limit booster, terdapat banyak manfaat unggulan lainnya pada produk SQIMC seperti terapi okupasi (latihan fisik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien gangguan fisik dan mental), terapi wicara (terapi agar penderita ganggguan komunikasi dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara wajar), dan pengobatan tradisional Tiongkok.

Pada tahun 2018, Sequis telah membayar biaya klaim kesehatan untuk produk SQIMC dengan nilai tertinggi senilai lebih dari Rp282 juta dengan sistem cashless untuk pengobatan nasabahnya yang mengalami kista indung telur. Sequis juga membayar lebih dari Rp561 juta sebagai pembayaran tertinggi untuk produk SQIMC dengan sistem reimbursement untuk penyakit Osteoarthritis panggul (OA Hip) yang merupakan peradangan  pada  sendi panggul yang menyebabkan kerusakan pada  tulang rawan sendi panggul  dan menyebabkan rasa sakit dan kaku. Prosedur pengobatannya adalah non-bedah, dengan bedah (bedah endoskopi), dan operasi penggantian sendi panggul dengan sendi panggul artificial (prothesa).

Menutup penjelasannya, Eko berpesan agar masyarakat Indonesia peduli kesehatan karena sakit butuh biaya yang mahal maka lakukan cek kesehatan secara berkala. “Setelah mengetahui manfaat MCU dan pentingnya memiliki asuransi kesehatan, kami berharap hal ini dapat menjadi bagian gaya hidup masyarakat karena menjaga kesehatan tidak cukup dengan olah raga dan makanan bergizi saja tetapi perlu mempersiapkan diri jika terjadi risiko, seperti sakit yang dapat terjadi pada siapa saja. Selagi masih sehat, rutinlah melakukan MCU dan segera lengkapi perlindungan keluarga Anda dengan asuransi kesehatan dari Sequis,” tutupnya. []

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,147