Ekonomi

Kementerian ESDM dan BUMN Dinilai Tidak Profesional Soal Listrik Padam

Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Istimewa)
Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini Menilai Kementerian ESDM dan BUMN Tidak Profesional Soal Listrik Padam. (Foto: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai dalam kasus listrik padam secara massal adalah murni kelalaian Kementerian ESDM dan BUMN. Ia menyebut dua kementerian tersebut tampak tidak profesional.

“Kejadian ini (listrik padam) bukankan bencana alam yang bisa dimaklumi sebagai peristiwa yang di luar dugaan atau di luar jangkauan manusia. Jadi murni karena kelalaian PLN dan kelalaian institusi di atasnya, yakni Kementrian ESDM dan Kementrian BUMN,” ujar Didik J Rachbini kepada redaksi NUSANTARANEWS.CO melalui pesan WhatsApp, Senin (5/8/2019).

Atas insiden lumpuhnya listrik di Pulau Jawa, lanjut dia menunjukkan bahwa PLN dan institusi di atasnya dalam hal ini kementrian dua kementerian di atas, terlihat tidak profesional.

Baca Juga: Roy Suryo: Jangan Bermimpi Soal 5.0 Apalagi 6.0, Baru Mau ke Industri 4.0 Saja Listrik Sudah Dapat Nilai 4

“Sistem manajemen kerja berdasarkan kinerja organisasi atau sistem manajemen modern yang ada sekarang sudah bisa mengantisipasi kemungkinan kerusakan atau ancaman listrik mati,” jelasnya.

Baca Juga:  Aliansi Transportasi se Jatim Pastikan Sumbang Suara Tebal Cagub Khofifah di Pilgub

Ia menilai sepertinya  kasus tersebut merupakan puncak gunung es dari sistem pelayanan publik yang rapuh dan sebagian salah kaprah karena birokrasi yang kurang berkualitas dan tidak profesional.

Di balik puncak gunung es tersebut ada masalah-masalah berat, yang gejalanya muncul ke permukaan satu per satu, seperti red tape, korupsi, icor ekonomi yang tinggi dan tidak efisien, birokrasi rumit, pelayanan tidak memadai.

“Kalau black out tidak terkendali dan tidak terencanakan seperti ini mirip negara terbelakang 1970-an, pertanda pelayanan publik yang tidak maju dan kurang berkembang,” tandasnya.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,060